GEBETANKU BANCI ✔

12. Mencyduk

Shou: Bisa... ketemuan?

R A i s y o: Boleh aja. Datang aja ke Firefly

Shou: Bisa ketemu di tempat lain?

R A i s y o: Memangnya mau di mana?

Shou: Di kampusku besok?

Shou: Setelah kuliah Gamtuk selesai

Dan kembali, pesan Shou hanya di-read saja.

Shou telah menduga.

Tinggal menunggu Raisyo mendeaktivasi Facebook atau Shou diblokir, atau seperti sebelumnya Raisyo biarkan pesan itu menggantung mungkin sampai hari tua. Shou mesti belajar mengatasi sakitnya digantung, yang lebih buruk dari sensasi masturbasi tanggung. Ikhlas, sambil usap-usap dada.

Ponsel dilempar ke samping, Shou membenamkan muka ke bantal. Jujur, ia sudah tak mau tahu. Bila terjadi keajaiban Raisyo membalas selepas salat subuh esok, akan ditanggapi santai saja oleh Shou. Inilah keajaiban ikhlas.

Kira-kira lima menit kemudian, ponsel Shou berbunyi lagi. Nada telolet barusan adalah notifikasi pesan Facebook.

Shou meloncat tidak santai dari ranjang. Girang, jantung berdebar penuh nafsu.

Tora Kodok Kucing: Haloh Bro

Tora Kodok Kucing: Lagi apose?

Tora Kodok Kucing: Lagi nunggu pesan Raisyo ya?

Tora Kodok Kucing: Wkwkwkwk

Shou: Makasih Bro

Unfriend Tora.

Menghela napas keras-keras, Shou putuskan untuk mematikan ponsel. Dengarkan lagu jedag-jedug Larc~en~ciel sampai pagi, khayalkan wajah Raisyo—eh, Penyanyi Haido sebelum tidur. Apa pun yang membuat Shou melupakan jejadian jagung rebus.

Detik-detik sebelum ponsel dimatikan, muncul notifikasi baru dari Facebook.

Pasti dari Tora lagi, atau Aky, atau siapa pun yang ingin Shou unfriend setelah ini karena sudah membikin galau—

R A i s y o: Boleh

Shou menahan napas.

Boleh.

Singkat, tetapi mencuri napas.

Agak lama Shou memandangi pesan itu, memastikan pesan balasan Raisyo bukan ilusi. Selanjutnya jantung Shou menggebu lagi.

Shou: Hai

Shou: Hm, yeah. Sampai ketemu besok

R A i s y o: Jam berapa?

Shou: Setelah kuliah Gamtuk. Jam 12 siang. Kita ketemu di kantin kampus

Di luar dugaan Shou, Raisyo tak berlama-lama membalas kali ini.

R A i s y o: OK