39. Main Api Menuju Ambyar

7.8K 1.1K 238
                                    

Karena cerita Gebetanku Banci ini ditulis dari sudut pandang Shouki Al Zaidan, kita enggak pernah tahu bagaimana sudut pandang Ra. Apa dia beneran cool, banyak baby-nya, dan betul-betul membalas cinta Shouki?

Siapa tahu Arian dan Shou benar, kalau Ra cuma main-main.

Kamu bisa baca versi komik Gebetanku Banci buat tahu gimana cerita ini dari sudut pandangnya Rayyan Nareswara. Adegan Ra ngomong sama Shou di bab 38 bakal dijelasin juga di situ. Jadi kita bisa lihat dua sudut pandang.

Baca di www.karyakarsa.com/rashoura 

Selamat menikmati bab ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat menikmati bab ini!



Arian Hendrajaya sebenarnya tidak selalu aneh di mata Shou.

Pada masa kecil, mereka dipertemukan oleh kucing-kucing jalanan. Ceritanya Shou baru pindah rumah, lalu di depan pagarnya banyak kucing-kucing jalan berkumpul minta makan. Shou berdiri di antara mereka, merasa senang ketika kucing-kucing itu mengusapkan kumis dan pipi mereka ke tepian celananya. Shou mengeluarkan permen susu merek kelinci putih kesukaannya, berharap kucing-kucing itu suka.

Ketika itu, Shou melihat ia bukanlah satu-satunya manusia yang dikerubungi kucing-kucing. Ada lelaki lain seumurnya, tetangga sebelah, anak kelas 1 SD juga. Anak itu memeluk kucing satu per satu sambil mengajak mereka ngeong-ngeong.

Begitulah pertemuan pertama mereka. Shou menemukan sahabat baru di kompleks itu. Mereka berkenalan secara singkat dengan obrolan seputar kucing. Shou memuji Arian keren karena bisa berbahasa kucing.

Tak ada yang aneh dengan Arian, terkecuali rumahnya yang sering sepi.

"Ayah dan Ibu kamu ke mana?" Shou sering bertanya seperti ini, setiap kali ia main ke rumah Arian.

Arian selalu menjawab begini: "Mereka enggak pulang, Shou."

"Abang kamu? Katanya kamu punya abang."

"Juga enggak bakal pulang. Udah, santai aja, cuma ada om, tante, sama kucing-kucing di sini. Lagian aku enggak bakal kesepian lagi, dong, sekarang ada kamu Bang Shouki! Boleh ya aku panggil kamu Abang?"

Enggak pernah pulang? Shou yakin sahabatnya itu selalu bercanda. Jadi, setiap kali datang ke rumah Arian, Shou akan mempertanyakan hal yang sama.

Sampai suatu hari Shou berhenti bertanya. Ternyata Arian tidak berbohong. Ayah Arian seorang pelayar, yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengannya. Ibunya ada, bukannya tak pernah pulang, hanya pulang terlalu malam, sehingga jarang menjenguk anaknya yang sudah lelap. Abangnya meninggal karena kecelakaan motor saat Arian masih berumur tujuh bulan.

Sejak pertemuan pertama mereka, Arian telah menganggap Shouki Al Zaidan sebagai bagian dari keluarganya yang terpenting.

Sampai sekarang.

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang