46. Goyang Gitar 🤘

10.4K 1.1K 824
                                    

GEBETANKU BANCI bakal tamat bentar lagi, pada chapter 50-an (sekitar 5 atau 6 part lagi tamat). Makasih lho sudah membaca dan meramaikan cerita ini. Kayaknya aku bakal bikin satu giveaway lagi deh sebelum tamat. Hadiahnya payung jagung again ya.

Kok sering banyak yang bilang part GB kurang panjang ya? Padahal selalu di atas 2000 kata. Jadi, part yang kali ini aku panjangin dua kali lipat lebih panjang dari biasanya nih. Nyampe 4000-an kata. Spesial untuk kalian. 🤘

Untuk part berikutnya pun mungkin aku panjangin begini juga. Bonus menjelang tamat.



Rayyan Nareswara mestinya bukan sosok yang senang bercanda pada situasi darurat. Masalahnya, cukup sulit untuk Shou tidak berharap banyak ketika ia melihat Ra menggulung lengan dengan seksinya. Maksud Shou--ketika Ra mengambil alih gitar boncel milik Tora.

"Bapak yakin?" tanya Shou.

"Shou ... kamu boleh enggak percaya sama perasaan saya, tapi sekali ini aja coba kamu lihat keseriusan saya ya."

Di belakangnya, Aky berdeham cukup keras sampai satu backstage mendengar.

Shou juga ikut berdeham, versi yang lebih pelan. Dia bertanya lagi, "Pak, tapi memangnya Bapak bisa?"

Ra tidak perlu banyak bicara untuk membungkam kekeraskepalaan Shou. Ia bahkan tidak perlu menyambungkan gitar elektrik Tora ke amplifier. Ra menggeser jemarinya dari satu fret ke fret lain. Ia memulai dengan power chord sebelum memasuki intro"Tornado of Souls", lalu ia membuat satu backstage terdiam.

 Ia memulai dengan power chord sebelum memasuki intro"Tornado of Souls", lalu ia membuat satu backstage terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teknik hammering, tapping, lalu fingering yang sungguh-sungguh mantap. Shou menatap kecepatan jari itu tanpa napas, meskipun pada akhir melodi, jari Ra sedikit terpeleset. Dahi Ra berkerut, agaknya ia lupa dengan perpindahan melodinya. Namun, masa bodoh dengan itu semua. Ra adalah tipe gitaris lead yang bisa melakukan improvisasi di tempat asalkan ada gitar pengiring.

Ra berhenti dan menepuk senar gitarnya, slapping, popping. "Sejujurnya saya enggak terlalu bisa. Agak-agak lupa. Saya butuh kamu untuk jadi gitar bagian rhythm. Tolong ke sini."

Sigap, Shou langsung bergerak kepadanya. Meski telapak tangan Shou basah oleh keringat dingin, kali ini gitarnya tidak tergelincir jatuh lagi. Ia pegangi leher gitarnya erat-erat sambil memandangi Ra dan menelan ludah.

Mereka duduk berdua, berhadapan, masing-masing memeluk gitar.

Mereka bermain bersama.

Shouki Al Zaidan tegang. 

Jantungnya berdegup kencang.

Aduh.

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang