AN: Selamat bermalam minggu!
Bab ini lebih panjang dari yang biasanya.
Kemarin ada yang minta ilustrasi wajah Tora, Aky, dan Arian. Terlampir visualisasi gambar mereka di bawah ini ya. Gambar ini dibuat sudah lama, pada saat saya merancang tokoh-tokohnya pertama kali. Yah kira-kira beginilah kalo mereka diilustrasikan. Ini sengaja digambar imut, coba bayangkan muka manusianya (tp jangan bayangkan muka anaq alay ya).
Untuk tokoh cast aktor khayalannya bisa dicek di bab Visualisasi Tokoh
Selamat menikmati bab 18!
Untuk giveaway-nya mulai di bab depan yah.
...
"The course of true love never did run smooth." Begitu kata Bapak Shakespeare.
Syukurlah, Shouki Al Zaidan adalah lelaki sederhana. Ucapan Bapak Shakespeare mungkin mewakili budaya barat yang konon kaya konflik dan punya cita rasa bebas dalam percintaan. Sementara Shou mengenal konsep Nrimo ing Pandum. Dalam budaya Jawa maksudnya adalah ikhlas atau legowo menjalani lika-liku hidup. Maka sudah terbiasa Shou menjalani kehidupannya, meski serbakekurangan, dengan senang hati. Sewaktu dilahirkan di rumah sakit ia menangis lalu diam setelah dibagikan asi. Kamar kosannya pengap dan kasurnya bolong, ia tak pernah mengeluh. Jadi pengabdi sasetan malah bangga karena itulah caranya berhemat. Sewaktu diputusin mantan pun ia terpukul beberapa bulan (meski agak maso sedikit mengecek medsos mantan selama berminggu-minggu), tetapi toh akhirnya Shou ikhlas juga.
Melanjutkan kata-kata Bapak Shakespeare, katanya cinta sejati tak mungkin berjalan mulus. Makanya ibu-ibu dan satuan warga PRT suka girang namun gegulingan saat menonton kehadiran orang ketiga (umumnya mantan si tokoh utama) di sinetron percintaan. Mereka mengaku sebal, tapi tak bisa berhenti menonton. Shou sendiri pernah kesal, selaiknya para muda-mudi zaman now berpendapat, sinetron kan hanya pembodohan?
Untuk Shou, jangankan konflik orang ketiga, kisahnya saat ini mungkin lebih penuh cobaan dibanding sinetron. Jatuh cinta kepada waria yang ternyata adalah dosennya sendiri. Tampan menggemaskan bapaknya, sesama lelaki pula. Kalau ada acara FTV mengangkat kisahnya berjudul Gebetanku Jantina atau Pengabdi Bencong, apalah—pasti langsung dicyduk. Jadi, Shou tak perlu pusing memikirkan ucapan Pak Shakespeare tentang cinta sejati, Shou menjawab, "Saya jalani dulu ya, Pak. Yang pasti saya sudah tahu apa yang saya mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBETANKU BANCI ✔
General FictionBerani sumpah aku straight! Namun, lelaki ini membelokkan kepalaku. Sungguh. Awalnya aku cuma ingin bertanya: "Apa kamu masih punya itu, di bawah sana?" Baca versi komik Gebetanku Banci yang berjudul Rayyan Nareswara's Diary di: https://karyakarsa...