27. Basah Basah Basah

13.8K 1.4K 443
                                    

GIVEAWAY-nya Gebetanku Banci datang lagi! Silakan simak info di bawah untuk pengumuman GIVEAWAY-nya! Semoga beruntung ya!

Oh ya, untuk kalian yang setia mengikuti cerita GEBETANKU BANCI, atau cerita saya lainnya yang sudah punya jadwal update tetap setiap minggu, Disarankan untuk follow saya di Facebook! Setiap update part baru dan kalau ada masalah gak bisa update, PASTI saya kabari lewat status Facebook, atau Twitter. PASTI!

Oke, enjoy part 27 ini ya!

Saya dedikasikan untuk mereka yang setia nungguin Wattpad baikan dari error.



Firefly menyala di malam hari sebagaimana namanya, kunang-kunang cantik yang bermain di seputar kompleks niaga dan rumah makan berbintang. Di luarnya, tampak seperti diskotek biasa yang tersebar di area ini. Di dalamnya, kau seperti memasuki replika negeri gajah putih, yang terkenal dengan para ladyboy yang lebih bening dari perempuan.

Koleksi ladyboy Firefly tidak buruk sama sekali. Campursari. Ada orang Indonesia, Uzbekistan, Cina, Singapura, Rusia, Filipina, ada Thailand juga. Pokoknya tidak bisa dibandingkan dengan waria yang bermain di pengkolan bawa kaleng atau tamborin, atau menawari jasa sedot tsunami di bawah meja warung remang-remang. Saking cantiknya para banci Firefly ini, salah satunya menjerat lelaki alim seperti Shouki Al Zaidan. Meski Raisyo bukan benar-benar ladyboy seperti yang lain.

Di antara kaki-kaki lincah di panggung gemerlap itu, Shou selalu melihat hanya sepasang kaki saja. Milik si gadis jagung rebus—yah, dia harus berhenti menyebut orang ini dengan istilah tersebut. Raisyo adalah Ra. Dan Ra adalah miliknya.

Basah basah basah.

Bibir atas basah. Bibir bawah basah.

Semua basah~

Malam ini Raisyo bernyanyi lipsync lagu Basah Basah. Abaikan lagunya. Shou selalu memandangi lekat dari jauh, dan Raisyo juga selalu melirik hanya kepadanya. Ini seperti pertunjukan pribadi. Saat mereka saling tatap seperti ini, pengunjung lainnya terlupakan.

Aneh kenapa tempat ini tidak pernah diciduk, mungkin karena uangnya menetes ke banyak pihak yang berkepentingan (ah, tetapi tidak perlu membicarakannya di sini). Shou juga baru menyadarinya baru-baru ini, sebagian besar pengunjung lelaki yang masuk ke sini tidak sepenuhnya gay. Mungkin cuma penasaran ingin melihat kelab ladyboy seperti di Thailand.

Baru saja Shou berpikir begini, tahu-tahu terdengar bunyi mik berdenging jatuh. Seorang waria menjerit, mengangkat rok, dan melompat ngangkang dari panggung. Pengunjung juga ikut menjerit.

Firefly digrebek.

Satuan keamanan bergerak dengan baju hitam-hitam meniru Densus 88. Bawa-bawa senjata api. Pengunjung dan penghibur Firefly panik. Insting pertama Shou langsung melompat menuju panggung untuk menarik Raisyo yang masih asyik kocok jagung di atas panggung. Pasti sulit untuk Ra berlari dengan sepatu hak tinggi. Kalau perlu, Shou akan menggendongnya!

"Ra!" Shou menjerit panik.

Di antara penonton yang berlarian mengimpit sesak panggung itu, Shou berhasil menangkap tangan langsing yang terjulur kepadanya. Ia tarik tangan itu menuju ke pintu keluar di belakang Firefly, menjauhi ruang diskotek, menjauhi kerumunan.

Saat Shou menoleh ke belakang, sebentuk wajah berias tebal dan dada palsu karet yang terlihat. Tangan yang ia tarik adalah milik Aw Rakasih.

"Mas Shouki! Makasih sutra nolongin inces lagi. Inces rela dibobol sama Mas Shouki sebanyak jumlah polisi dikali satpol PP. Belasan kali nonstop cus cus cus cus cus pagi dan petang—"

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang