24. Hati ke Hati (2)

14.4K 1.4K 601
                                    

Hello~Ini surprise update cepat untuk Gebetanku Banci, sebab hari ini adalah tanggal yang spesial.

Tanggal 5 setiap bulannya adalah RaShouRa Day, yang merupakan hari jadi pair RaShouRa sekaligus hari jadi saya dengan kekasih (the real RaShouRa) di dunia nyata. 

Saya mau update segala cerita RaShouRa setiap tanggal 5. Maka, jadwal update GB adalah setiap malam minggu dan setiap tanggal 5. Selain GB, saya juga bakal update cerita Alternate RaShouRa lainnya. Aku dan Atasanku update marathon sebanyak dua kali pada hari ini (bab 2: "Modusin Aja" sudah update pukul 00:00 WIB, dan bab 3 "Modusin Terus" pukul 23.00 WIB malam nanti)!

Sebenarnya saya nulis cerita RaShouRa (GB, dll) ini untuk asupan diri sendiri dan dipersembahkan untuk pacar. Tapi makin ke sini ternyata banyak yang suka RaShouRa, sampai ada kubu-kubunya (tapi jangan pairwar yaaa). Senang deh, jadi dapat banyak teman dan pembaca baru. Makasih ya sudah mampir membaca cerita-cerita RaShouRa.

#RaShouRaDay

****


Enjoy this chapter.

Bonus foto untuk chapter ini ... si akang ganteng ... hmhmm

 hmhmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.*

Di bawahnya, Ra rebah dengan lelehan peluh mengaliri pelipis dan lehernya. Matanya terpejam erat, dan wajahnya mengernyit. Bila Shou menjilat dari atas ke bawah dengan matanya, pemandangan itu sepenuhnya membangkitkan berahi. Namun, ekspresi mengernyit pada wajah Ra saat disentuh, bukan sesuatu yang ingin Shou lihat.

Shou terdiam.

Jeda singkat itu membuat punggung Shou kembali membentur ranjang. Ra kembali berkuasa di atasnya. Ia kembali dengan ciuman-ciuman yang mencuri napas. Ketika itu Shou tersadar, kaosnya sudah tak lagi melekat di tubuhnya. Dan celananya yang sempit, ingin berteriak dibebaskan dengan segera oleh sepasang tangan ahli Rayyan Nareswara.

Pahanya terasa dingin saat celananya diturunkan selutut. Shou separuh bergidik, menunduk, menatap Ra berada di antara kedua kakinya. Pria itu merentangkan kaki Shou dan menciumi mulai dari lutut. Bibirnya, begitu sensual, bergeser menyusuri sepanjang paha Shou, semakin naik, menuju kedalaman—

Tiba-tiba Shou menahan pundak Ra dan menarik wajah pria itu kepadanya.

Mendongak, Ra terkesiap pelan.

"Ra ...," Shou mendesah berat, berjuang keras menahan gairahnya sendiri. "Apa kamu ... um ... sudah pernah—"

Petir menyambar keras. Baik Shou maupun Ra membeliakkan mata. Mereka saling memandang satu sama lain, tetapi tak dapat melihat.

Gelap.

Lampu kamar padam.

Keduanya terdiam dengan posisi saling lekat. Napas masih pekat. Kulit masih hangat. Tubuh masih ingin saling bertaut.

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang