45. Shoulan (Shouki Al Dilan) Part 2

8.5K 1.1K 507
                                    

Halo semua, gimana dengan libur panjang kalian? Semoga tetap penuh semangat.




Shouki Al Zaidan semakin jarang bercermin akhir-akhir ini. Mohon maaf, dia memang bukan lelaki yang senang bersolek. Dalam satu hari, ia hanya bercermin satu atau dua kali sebelum pergi berkuliah saat merapikan rambut atau pakaian. Namun, sejak berpisah dari seseorang, Shou diserang perasaan enggan setiap kali bercermin.

Bukannya ia tidak mengapresiasi wajah pemberian Tuhan.

Maklum, Shou jadi sulit tidur sejak malam kepulangannya dari flyover di depan Firefly. Setiap kali ia menatap cermin, hanya wajah kusutnya yang terlihat. Hatinya pun jadi semakin kusut dan hari-hari terasa suram. Ini yang namanya penyakit cinta.

Namun, pagi ini ia mesti bolak-balik memandang cermin untuk mengecek penampilan. Apakah sudah oke? Ini hari festival budaya. Berlangsung dari pagi, dipastikan seluruh mahasiswa hadir untuk mengisi acara. Semua mahasiswa Seni Rupa dan Desain ber-cosplay dengan tokoh iconic. Shou diminta (oleh Aisha) menjadi Dilan. Maka, hari ini ia akan menjadi Shouki Al Dilan, alias Shoulan. Ia akan manggung dengan membawakan beberapa lagu untuk mewakili fakultasnya. Mesti baik dan sempurna.

Sebab ia bukan hanya tampil di depan banyak mahasiswa atau pengunjung luar kampus, melainkan juga tampil di depan dosen pujaan.

Ah.

Tentu ini membuatnya tegang atas bawah. Tolong, doakan Shoulan hari ini.

Saat Shou memandang sosoknya di cermin sekali lagi, dilihatnya ia tidak sendiri. Ada seorang gadis muncul di belakangnya. Berponi, berambut panjang, dengan atasan lace dan bawahan ripped jeans. Jantung Shou berdentum keras. Terlalu mirip dengan seseorang, kan?

Bedanya, yang satu ini perempuan tulen dan badannya tidak tinggi-tinggi amat.

"Dilan-nya Aisha udah siap ya?" Aisha berkata imut di belakang Shou.

Shou menatap gadis itu dari cermin. "Insyaallah."

Aisha terkesiap imut, berdelusi melihat Shou berdandan Dilan seolah-olah didedikasikan untuknya.

Tiba-tiba, gadis itu menjatuhkan badannya ke depan sehingga wajahnya terbenam di punggung jaket Shoulan.

Shou tersentak kaget. "Aisha? Kamu kenapa?"

"Jangan gerak ya Shouki, Aisha cuma gemas aja kok. Begini dulu sebentar aja."

"Gemas kenapa?"

Aisha tidak menjawab. Shou cuma merasakan kepala gadis itu bergeleng kecil di punggungnya. Hanya beberapa saat kemudian, ia berbisik tanya, "Habis manggung nanti, mau enggak Shouki jalan sama Aisha?"

Shou diam.

Kebetulan mereka sedang berada di ruangan kostum berkaca besar. Selagi anak-anak sibuk mengurus properti di luar, tidak ada siapa pun selain dirinya dan Aisha. Shou tiba-tiba teringat kata Ibu: Awas ya Kang. jangan suka berduaan, nanti ada setan.

Jujur, Shou merasa risi sekaligus tak suka dengan cara Aisha menggesekkan wajah dan mengendus-endus punggungnya. Mohon maaf! Aisha adalah teman yang baik, tetapi ... bukan mahram! Jadi, buru-buru Shou bergeser menjauh. Ia segera berjalan ke depan dan mengambil gitarnya yang baru saja di-tuning ulang.

"Tora dan Aky udah siap-siap ya, Sha?" tanya Shou. "Harus cek sound. Beberapa jam lagi nih kita mesti main."

Aisha terkesiap imut lagi. "Oh iya! Aisha ke sini kan mau manggil Shouki supaya buru-buru ke backstage."

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang