6. Siap Tembak Siaga 1

Mulai dari awal
                                    

Shou menonton tanpa berkedip. Jemari tak henti mengusap-usap ujung ereksi.

Raisyo melipat kaki ke belakang, mengepaskan sepatu yang agak sulit ditalikan. Dia melompat kecil dan membuat bokongnya bergetar.

"Nghh—"

Bila menurutmu masih kurang panas. Raisyo dengan sengaja membungkuk mundur, mundur sampai pangkal pahanya menubruk di kamera. Rok mininya terangkat. Belahan indah terlihat, berikut renda tipis yang gagal menutupi kerutan kecil kemerahan di antara pipi yang kenyal—

Cukup.

Shou bernapas gemetaran dan melepaskan segenap cairan ke telapak tangannya.

Samar-samar di tengah orgasme, dia melihat Raisyo memutar kamera juga wajahnya ke sudut paling menawan. Perempuan itu tersenyum menyeringai. Dia menjilat bibirnya yang bergincu warna persik sebelum mengecup kamera.

Terengah, Shou rasa meriang.

"Video ini hanya untukmu, Akang Shou," desah perempuan itu nakal.

Lemas, Shou mematikan video dan menutup mukanya dengan bantal.

*


Ya Allah, semoga malam ini dilancarkan perjuangan Shouki Al Zaidan, dalam meraih hati si perempuan jagung rebus. Amien.

Shou berdoa sebentar sebelum menali sepatu yang telah disemir. Dia bercermin satu kali lagi lalu menggenggam kunci motor.

Ponsel Shou berbunyi tepat saat ia mengunci pintu kosan.

Tora yang memanggil.

"Kunaon?" jawab Shou malas-malasan, memburu langkah ke motor. "Gue lagi mau keluar nih. Gue matiin dulu ya—"

"Bruuuh, mau ke mana malem ini? Ke kelab yuk. Kelab yang waktu itu lho."

"Firefly maksud lo? Ya ini gue memang mau ke sana," aku Shou.

"Songong nih si Shou, masa enggak ngajak-ngajak!" Tora berbicara dengan seseorang di sampingnya, mungkin ada Aky. "Lu mau ngapain ke sana?"

"Gue lagi jatuh cinta sama cewek di Firefly. Malam ini juga gue mau nembak dia."

"Hah? Siapa cuy?"

"Itu lho, si penyanyi idola di kelab itu. Yang cantik gila itu."

"..............Penyanyi...?"

"Ho-oh." Shou memanjat naik motor seperti menunggang kuda. "Yaudah, gue cabut dulu ya."

"Tunggu dulu! Penyanyi yang mana maksud lo?!"

"Yang lagu debutnya Jagung Rebus."

"Maksud lo yang manggungngocok jagung pas kita malem-malem ke sana?"

"Yoi."

Hening sebentar di ujung telepon, sebelum bunyi-bunyian tawa meledak. Telinga Shou sampai berdenging.

"....Halo?"

"Shou, lo serius?! Wkwkwkwkwkwk."

"Ya seriuslah!"

Lagi, Tora ngakak keras. Mungkin pipi Tora sudah sama oranye dengan rambut alay-nya sekarang.

"Kenapa sih? Iri ya lo?"

"Otak lo udah sengklek ya Shou!" Tora meniru suara banci. "Tintalah yaw~"

"Apaan?! Gue matiin ya teleponnya. Ngeselin lo semua!"

"Enggak nyangka kalo ternyata selama ini elo—" Tora ngakak lagi. "Ky, serius Ky, si Shou beneran naksir banci yang waktu itu masa!"

Shou menekan telinganya ke lubang telepon. "....Ha? Barusan lo bilang apa?"

"Mampus! Jangan bilang lo enggak sadar?"

"Enggak sadar apaan sih?"

"Shou, lo dipelet apanya si banci sih? Bijinya?"

Shou melotot. "HAH? Siapa sih yang banci?!"

"Si Tora kalo ngomong serius cuma bisa ketawa doang. Sini gue yang ngomong sama Shou." Aky mengambil alih. "Bro, lo beneran serius suka?"

"Gue enggak pernah main-main sama perasaan," geram Shou.

"Bro, kelab yang kita datangi itu spesialisasi bencong."

Tora jerit dari samping telepon, "Yang bening-bening di situ tuh laki semua."

".....BOONG LO."

Tora dan Aky ngakak keras lagi. Kesal, Shou mematikan ponsel.

Setelah ponselnya mati dan hanya ada angin malam yang dingin menerpa tengkuknya, barulah Shou merasakan desiran aneh. Tenggorokannya menyempit, matanya nanar membelalak. 

Sesuatu melesak dari dada, mendaki ke puncak tenggorokan, mewujud butiran keringat seperti biji jagung menetes dari pelipis.

Bohong.

Sudah pasti bohong.

Aky dan Tora bercanda lantaran cemburu. Tora itu single seumur hidup, tak peduli rambutnya mau dipotong keren seperti kulit durian atau ternyata OTP-nya tidak jadi karam, tetap saja dia susah mendapatkan perempuan. Aky, meski nilai pelajaran akuntansinya menonjok setinggi bulan pun, belum pernah berhasil mendapatkan daddy yang ia mau. Mereka. Hanya. cemburu.

Kelimpungan, Shou melamun cukup lama di atas motor sebelum akhirnya tancap gas. Teriakan di dalam kepala menyuruhnya untuk segera tiba di Firefly. 

Shou inginkan hanya suara ngebas tetapi merdu milik Raisyo mengisi kembali mimpi-mimpi polosnya.



Instagram: @ ra_shou (IG khusus pembaca Rashoura, DM dulu agar di-confirm, ya)

GEBETANKU BANCI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang