Jilid 85

373 12 0
                                    

NENEK berbaju hitam menarik keluar Kim Cui dari persengketaan dengan Sumur Penggantungan.

Ong Jie Hauw menyengir-nyengir didepan Kim Ie Mo-Jin.

Hal ini semakin menjengkelkan hati ketua Ki ie kauw itu, sangkanya mengejek sekali. tangannya terayun memukul kearah si Pendekar Dungu Muda.

Setelah mengalami pertempuran yang terus menerus, pengalaman Ong Jie Hauw mendapat banyak kemajuan, dimulut dia tersenyum memandang rendah, disamping itu, kekuatannya pun tidak lengah, adanya kegaiban yang memberkahi dirinya sebagai jago tanpa tandingan menjadikan Ong Jie Hauw kebal pukulan, dia telah bersiap-siap. Diterimanya pukulan Kim Ie Mo-Jin tanpa mengurangi isi kekuatan.

Lagi-lagi kedua orang ini terpisah, Benturan yang seperti itu tidak akan melukai lawan, Kim Ie Mo-Jin berpengalaman luas, Ong Jie Hauw bertenaga kebal. Mereka melanjutkan pertempuran.

Kim San Nio ingin memasuki Sumur Penggantungan. Lie Bwee tidak berpeluk tangan, dan pecahlah peperangan di front kedua.

Front berikutnya, yaitu front ketiga adalah pertempuran diantar Kim ie Lo-jin dan Pek Pek Hap. Mereka bertanding.

Pek Pek Hap pernah disegani orang, Kim ie Lo-jin adalah adik kandung Kim Ie Mo-Jin, ilmu kepandaiannya hanya terpaut sedikit dari saudaranya itu. Tentu saja tidak mudah ditundukan.

Dari ketiga kelompok itu, pertandingan Lie Bwee dan Kim san Nio berjalan tidak seimbang, Kim San Nio menduduki kursi ketiga diperkumpulan Kim ie kauw, tentu saja mempunyai keistimewaannya, dia mendesak Lie Bwee hebat.

Belasan jurus lagi, Lie Bwee tidak dapat mempertahankan diri, dia berusaha mengelakkan pukulan Kim San Nio, Tidak berhasil.

"Aduh.." dia mengeluarkan jeritan. tubuhnya jatuh kebelakang.

Ong Jie hauw meninggalkan lawannya, jadi menguntungkan si Pendekar Dungu adalah jarak pertempuran-pertempuran itu yang tidak terlalu jauh, begitu cepat Lie Bwee terjatuh, begitu cepat pula dia menyelak didepan kekasihnya.

Kim San Nio lari kearah sumur, dia siap memasuki tempat dibawah tanah itu.

Ong Jie Hauw menggerakkan tangan, hanya satu kali tarik, dia memaksa wanita itu membalikkan badan, tangannya diayun menyempong pinggang Kim San nio.

Kim San Nio bukan jago biasa, ia sudah memperhitungkan akan adanya gangguan ini. Bila berani musuhnya menarik dari belakang, dengan satu sambaran tangan, musuh itu akan dipukul mati.

Dan betul saja, Ong Jie Hauw melakukan gerakan itu. Kim San Nio memukul kebelakang, tepat sekali mengenai dada Ong Jie Hauw. Dan disaat inilah sempongan tangan si pemuda mampir dipinggangnya.

Terdengar suara jeritan Kim San Nio, tulang pinggang wanita itu patah dan remuk. Tidak sanggup mempertahankan diri dari kekuatan gaib si pemuda.

Letak kesalahan Kim San Nio adalah kurang perhitungan untuk menambah kekuatan gaib Ong Jie Hauw. Dia berhasil mengenai dada lawannya, tapi pemuda itu tidak mengalami cedera, dan karena itulah isi pinggangnya dipukul remuk, dia mati secara mengerikan sekali.

Kim Ie Mo-Jin yang ditinggalkan oleh Ong Jie hauw berganti siasat perang, dia menang pengalaman, dia kalah tenaga kekebalan yang sangat luar biasa, untuk mengalahkan Ong Jie hauw tanpa menggunakan tipu tentu tidak membawa hasil,

Kini dia melayangkan dirinya tinggi, dari atas turun kebawah, mengincar Ong Jie Hauw, dan tentu saja pemuda itu tidak takut pukulan, membiarkan dirinya dijadikan sasaran. Kim Ie Mo-Jin mengempos tenaga, dan dengan semua latihan dalam yang ada, dia memukul kepala Ong Jie Hauw.

Hasil dari pukulan ini memang luar biasa.

Terdengar suara pukulan keras, tanah yang dipijak Ong Jie Hauw ambles berikut juga tubuh pemuda itu, lenyap dari permukaan bumi, seluruh badan dan kepala sipemuda terpukul masuk kedalam tanah.

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now