Jilid 45

398 14 1
                                    

HAN THIAN CHIU memandang Tan Ciu, ia mengajukan pertanyaan, "Masih ada soal lain yang belum jelas?"

Tan Ciu berdengus.

"Bertekuk lututlah minta pengampunan." Kata Han Thian Chiu.

"Kau mengimpi," Jawab Tan Ciu ketus.

"Bagus, Pergilah kau menyusul ayahmu dialam baka." Berkata Han Thian Chiu, ia mengangkat tinggi tangan itu, siap membunuh si pemuda.

Tiba-tiba . . .

Terdengar satu bentakan yang keras. "Tahan!

Seorang berkerudung hitam tampak muncul dihadapan mereka, orang inilah yang mengadakan pencegahan!

"Siapa?" Memandang orang itu, Han Thian Chiu bertanya.

"Nama siapa yang telah kau gunakan?" Balik tanya orang tersebut.

"Kau Pemilik Pohon Penggantungan?"

"Betul!"

Tan Ciu tersentak kaget, memandang orang yang baru datang, mungkinkah orang itu yang menjadi ibunya.

Han Thian Chiu tertawa dingin.

"Ingin menolong anakmu ?"

Pemilik Pohon Penggantungan berkata dengan nada dingin.

"Jangan kau ingin mengorek rahasia orang, Dia anak siapa, kau tidak perlu tahu."

Han Thian Chiu menggerakkan tangan, memukul kearah ubun-ubun Tan Ciu.

Orang berkerudung yang baru datang meraihkan tangan dan melempar benda-benda halus kearah Han Thian Chiu.

Terlihat lima bintik hitam melayang kearah lima jalan darah penting Han Thian Chiu.

Bila Han Thian Chiu meneruskan maksud yang ingin membunuh Tan Ciu. setelah Tan Ciu mati. dia sendiri pun tidak akan berhasil menghindari serangan senjata rahasia musuh.

Maka ia membatalkan niatnya, ia lompat tinggi. Lima lembar daun menancap dipohon, daun itulah yang menolong Tan Ciu dari kematian.

Dikala Han Thian Chiu melompat tinggi, setelah menyerang dengan senjata rahasia, tubuh Pemilik Pohon Penggantungan lompat maju, ia menerjang Han Thian Chiu.

Han Thian Chiu masih ada niatan untuk membunuh Tan Ciu. tapi dirinya diserang, jiwa sendiri lebih penting, ia mengerahkan telapak tangan menyambuti datangnya serangan.

Karena keterlambatan tersebut. Han Thian Chiu diserang sehingga berulang kali. Pemilik Pohon Penggantungan memang luar biasa, tanpa istirahat, ia menyerang sehingga 12 kali.

Han Thian Chiu berusaha menyingkirkan diri dari hujan serangan tadi. Ia lihay, walau pun terdesak, setiap langkah penangkisan mengandung ancaman.

Tan Ciu terluka. Matanya masih dapat digunakan. orang berkerudung hitam yang datang belakangan agak kecil, itulah bentuk potongan seorang wanita, itulah orang yang pernah menolong dirinya.

Wanita berkerudung hitam ini disebut sebagai Pemilik Pohon Penggantungan mungkinkah sang ibu, si Melati Putih?

Tan Ciu dikejutkan oleh suara bentakkan Han Thian Chiu.

"Terimalah hadiahku." Tiga batang jarum halus mengancam Tan Ciu.

Wanita berkerudung terkejut, ia harus menolong pemuda itu, tubuhnya melayang, menyampok jatuh ketiga jarum halus yang Han Thian Chiu lepas untuk membunuh Tan Ciu.

Han Thian Chiu tertawa berkakakan. tubihnya telah berada ditempat jauh, kesempatan tadi telah digunakan baik-baik.

"Pemilik pohon Penggantungan, selamat tinggal." Dan tubuhnya melayang semakin jauh. Hanya satu titik kecil. kemudian lenyap.

Pohon KeramatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang