Jilid 10

552 19 1
                                    

EMPAT tongcu perkumpulan Iblis Merah menghadapi Tan Ciu. Mereka sangat marah sekali.

"Kau sudah bosan hidup?" Membentak Ular Golis.

"Ha, ha....." Tau Ciu mengejek.

Ular Golis mencabut pedang, menusuk ke arah pemuda sombong itu.

Tan Ciu menyingkir dari ujung pedang, dengan sinar mata menghina ia berkata. "Hei, orang-orang Ang mo-kauw tidak kenal aturan."

"Kepada pemuda yang tidak tahu aturan, kami tak menggunakan aturan melayaninya!"

"Aku sangat berterima kasih atas perlayanan yang tidak tahu aturan ini."

"Aku memang tak kenal aturan, lalu mau apa?" Ular Golis menantang. Pedangnya disabet-sabetkan, menyerang sehingga beberapa kali.

Tan Ciu lompat kian kemari, agak repot.

Tiba-tiba terdengar satu suara yang membentak keras. "Berhenti!!"

Dengungan suara ini menggema seluruh isi ruangan, wajah semua orang yang berada tempat itu berubah, Termasuk si Ular Golis, ia segera menghentikan serangan pedangnya. Seorang lelaki berjubah merah telah berada dipusat ruangan, wajahnya ditutup dengan kain merah juga. segala serba merah.

Empat tongcu Ang mo kauw menjatuhkan diri memberi hormat.

"Kauwcu...." Mereka memanggil perlahan, Inilah Ang-mo Kauw-cu ketua perkumpulan Iblis Merah.

Ang mo Kauw-cu menggeram. "Kalian terlalu melunjak."

"kami menerima salah."

"kalian telah menyapu mukaku sampai bersih. Apa yang tokoh-tokoh rimba persilatan katakan kepadaku, bila kalian menghadapi orang tamu seperti ini? Tentu mereka mencela kebijaksanaanku yang tidak keras, pasti mereka mengatakan Ang mo Kauw-cu tidak mempunyai aturan tata tertib. Teristimewa kau." Ang mo Kauw cu menuding kearah si Ular Golis. "Kau menurunkan derajat dan martabat Ang-mo kauw."

Wajah Ular Golis semakin pucat, tubuhnya gemetaran.

"Mana orang?" Terdengar Ang-mo Kauw cu berteriak keras.

Dua orang berbaju merah masuk. Mereka siap menunggu perintah,

"Tangkap!!" Berkata Ang-mo Kauwcu sambil menuding ke arah si Ular Golis.

Si Ular Golis gemetaran badannya:

"Kauw-cu, ampunilah kesalahan kali ini. hamba memohon."

Ang-mo Kauwcu tidak menggubris permintaan Ular Golis. Ia memandang jauh kearah lain.

Dua orang berbaju merah sudah menyeret Ular Golis, mereka menggusurnya untuk dijebloskan kedalam tahanan.

"Beri hukuman mati kepadanya." Berkata Ang mo kauw-cu memberi perintah lagi.

Tiba-tiba Tan Ciu maju memberi hormat kepada ketua Ang-mo-kauw dan berkata, "Kauw-cu dapatkah mendengar sedikit permohonanku?"

"katakan." Berkata Ang-mo Kauw-cu.

"Tan Ciu pernah menanam dendam permusuhan dengan Ular Golis karena ia berlaku sedikit kurang ajar. Hal ini agak lumrah. Dapatkah mengganti keputusan tadi?"

Permintaan gerasi untuk si Ular Golis yang Tan Ciu ajukan, berada diluar dugaan semua orang. Tidak disangka, bahwa pemuda ini mempunyai jiwa besar, tidak menarik panjang perkara itu.

Ang-mo Kauw cu berpikir sebentar, kemudian ia berkata. "Baik."

Dipandangnya Cauw Lam sekalian dan membentak mereka. "Masih tidak segera mengucapkan terima kasih?"

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now