Jilid 30

437 11 1
                                    

DI LEMBAH Siang-kiat, tempat yang menuju ke Benteng Penggantungan sedang terjadi ketegangan. Dua gembong tokoh silat kelas berat segera bertemu muka. Itulah ketua Benteng Penggantungan kontra si Pendekar Dewa Angin Sin Hong Hiap.

Disana telah berbaris orang-orang berbaju hitam,i tulah anak buah Benteng Penggantungan!

Wakil ketua Benteng Penggantungan Co Yong Yen, si Pemuda Putin Pek Hong, Tok Gan Liong dan lainnya mengepalai orang-orang mereka.

Si Pendekar Dewa Angin Sin Hong Hiap menghadapi orang2 itu dengan marah.

"Mana itu Tan Kiam Lam?" Ia bergeram. "Bila ia tidak mau keluar menemuiku, segera aku menerjang masuk tahu?"

"Sabarlah sebentar." Berkata Co Yong Yen.

Ia segera tahu Sin Hong Hiap mulai hilang sabar.

Betul ia telah hidup melang melintang didalam rimba persilatan tanpa tandingan, tapi orang yang segera ditempurnya itu pun bukan tokoh biasa. Tan Kiam Lam juga belum pernah menemukan tandingan. Belum diketahui pasti, siapa yang akan memenangkan pertandingan itu.

Mengapa Tan Kiam Lam belum menampilkan diri?

Ternyata ketua Benteng Penggantungan yang cerdik itu sedang mengatur sesuatu. ia harus memenangkan pertandingan.

Di semak-semak pohon yang berada diatas mereka dua pasang mata sedang memperhatikan keadaan tempat itu. Itulah orang tua bungkuk dan Tan Ciu yang baru saja keluar dari dalam kamar tahanan Benteng Penggantungan.

Memandang si Pendekar Sin Hong Hiap. orang tua itu berkata. "Betul. Inilah orangnya?"
"Mungkinkah, mereka akan bertempur?"

"pasti."

"Dengan alasan apa cianpwe memberikan kepastian ini?"

"Mereka sama-sama belum pernah menemuikan tandingan, tapi kini telah bentrok, satu diantaranya pasti nama yang lebih cemerlang,"

"Siapakah yang akan memenangkan pertandingan itu?" Bertanya Tan Ciu.

"Belum tahu. Masing-masing mempunyai kekuatan yang sangat luar bjasa. Yang heran. Mengapa Sin Hong Hiap menantang Tan Kiam Lam?"

Tan Ciu segera menceritakan kejadian di dalam rimba Penggantungan. dimana Tan Kiam Pek menggunakan tipu, mengadu domba menantang Sin Hong Hiap didepan Benteng Penggantungan. Maksudnya ialah mencelakan satu diantara dua jago itu.

Orang tua bungkuk itu berkata. "Tentu ada sesuatu yang tersembunyi."

Bercerita dibawah mereka....

Sin Hong Hiap sudah membentak lagi. "Hmm, mana itu Tan Kiam Lam ?"
Co Yong Yen berkata. "Segera keluar. Sabarlah."

"Hmm . . .Kau kira aku ini manusia apa? Ingin dijemur disini? Kuberi waktu setengah jam lagi, bila ia tidak mau menampilkan dirinya, seluruh isi Benteng Penggantungan akan kuubrak abrik bersih."

Mengapa tidak terlihat mata hidung Tan Kiam Lam?

Mungkinkah ketua Benteng Penggantungan itu melarikan diri? Takut kepada si Dewa angin Sin Hong Hiap?

Tidak mungkin.

Jawaban ini segera pecah juga, terdengar suara Tan Kiam Lam yang tertawa cekikikan.

"Ha-ha . . ."

Dengan lenggang, ketua benteng Penggantungan itu, menampilkan diri, ia berjalan maju kedepan.

Wajah Sin Hong Hiap berubah.

Kini, dua gembong akhli silat kelas berat telah berhadapan.

Tan Kiam Lam menunjukan hormatnya, ia berkata. "Maafkan penyambutanku yang kurang hormat."

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now