Jilid 51

372 14 0
                                    

PENGHUNI GUA KEMATIAN Thio Bie Kie berkata dengan sungguh-sungguh. "Jalan yang terbentang dihadapanmu hanya ada dua jurusan."

Tan Ciu memandang wanita itu. "Katakanlah."

"Jalan pertama, aku dapat memberi ampun kepadamu, dangan syarat harus menikah dengan muridku."

"A a a a a . . .!" Tan Ciu berteriak kaget. Tidak pernah disangka. dirinya akan dijodohkan dengan Ular Golis.

Hal ini sulit untuk diterima. Memandang wanita tua itu. dengan menggoyangkan kepala ia berkata.

"Permintaan Cianpwe menyulitkan orang."

Thio Bie kie memancarkan sinar mata penasaran.
"Kau menolak."

"Boanpwe menolak."

Disamping mereka, si Ular Golis Sauw-tin menundukkan kepala. jawaban itu sudah berada didalam perhitungan dirinya.

Thio Bie Kie membentak. "Mengapa? Martabat muridku tidak dapat mengimbangimu?"

"Jodoh seseorang tidak dapat ditentukan dari seimbang atau tidak seimbang martabat-martabat mereka." Tan Ciu menemukan alasan.

"Mengapa kau menolak mengawini muridku?" Bertanya lagi Thio Bie Kie.

"Bila aku berniat mengawini dirinya. aku dapat bicara langsung dengannya. Tanpa adanya paksaan orang ketiga."

"Maksudmu aku tidak boleh memaksa."

"Kira-kira demikian."

"Bagus! Berani kau menentang diriku?" Thio Bie Kie tidak puas.

"Cinta bukanlah sesuatu yang boleh diperintah oleh seseorang," Tan Ciu tidak gentar kepada Penghuni Guha Kematian.

Thio Bie Kie memperhatikan wajah si pemuda terlalu berani, sangat menantang. berambekan besar, bertabiat keras, sangat luar biasa! Kesan kepada Tan Ciu menjadi baik.

Teringat kepada cintanya yang mengalami kegagalan, mungkinkah jodohnya dengan Kho Liok dapat diperintah oleh seseorang. Kenangan lama membuat Thio Bie Kie melamun.

Tan Ciu sangat puas dan ia berkata. "Bagaimana dengan jalan kedua?"

Thio Bie Kie mengangkat pundak, ia berkata singkat. Sangat singkat, hanya satu patah kata.

"K e m a t i a n !"

Tan Ciu melototkan matanya. Ia masih muda tentu tidak ingin memilih jalan kematian.

Thio Bie Kie berkata.

"Hanya dua jalan yang akan kusebutkanlah yang terbentang dihadapan dirimu."

Tan Ciu bungkam, menerima jalan yang telah ditentukan orang. ia tidak mau. Menentang petenjuk itu, berarti mempercepat riwayat hidupnya.

Ular Golis Siauw Tin membuka mulut. "Suhu ..."

"Jangan kau turut bicara!" Thio Bie Kie membentak murid itu.

Ular Golis bungkam.

Thio Bie Kie memperhatikan Tan Ciu dan membentak pemuda itu.

"Lekas kau pilih dua jalan itu!"

"Tidak ada jalan ketiga?"

"Tanpa jalan lain."

"Apa boleh buat aku harus memilih jalan yang kau sebut belakangan." Berkata Tan Ciu.

Suatu hal yang berada diluar dugaan Thio Bie Kie. Ia menyediakan dua jalan kepada pemuda itu. satu adalah jalan kematian, dan satu lainnya tersedia gadis cantik, jalan kebahagiaan. Dengan alasan apa, Tan Ciu menolak kesenangan memilih kematian ?

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now