Jilid 79

356 14 0
                                    

MANAKALA Tan Ciu dan Tan Kiam Pek memperbincangkan persoalan Tan Kiam Lam, Tan Sang sedang mengurut-urut Lie Bwee. Mereka didampingi oleh Ong Jie Hauw.

Lie Bwee memandang kearah keliling dirinya.

"Bagaimana keadaanmu?" Ong Jie Hauw memberi hiburan.

"Kau..? Aaaa....!" Lie Bwee menunjukkan rasa girangnya.

"Betul.. aku Ong Jie Hauw." si pemuda itu tertawa melowek!.

"Ong Jie Hauw.." Panggil Lie Bwee. "Dimanakah kita berada? dineraka?"

Lie Bwe belum tahu, bahwa dirinya telah mendapat pertolongan dari luar maka jiwanya nyaris dibunuh mati.

"Aha.. Kita masih hidup didalam dunia. " berkata Ong Jie Hauw.

"Aku bukan mengimpi?" Lie Bwee mengucek-ucek mata.

Itu waktu Tan Ciu datang menghampiri mereka.

"Kau?!" Mata Lie Bwee terpentang lebih besar.

"Betul. aku Tan Ciu." Pemuda itu menganggukkan kepala.

"Kau juga masih hidup." bertanya Lie Bwee lagi.

"Betul! kita semua masih hidup."

Kekuatan hidup Lie Bwee bangkit kembali. Dia putus harapan karena Giok Hong ingin memberi hadiah hukuman mati. Dan kematian itu sudah jauh dari dirinya. Tubuh si gadis meletik bangun, menubruk Ong Jie Hauw dan menangis didalam pelukan si pemuda.

Tan Ciu mengalihkan pandangannya kearah tempat lain. Disini dia bentrok dengan tubuh Tan Sang. Wajah kakak itu sangat muram, air mata sudah berada diambang pintu kelopak mata.
Dia menaruh cinta kepada Ong Jie Hauw. Hal itu terjadi sebelum Lie Bwee muncul dihadapan mata mereka. Kini itu pun tinggal kenangan, sudah waktunya untuk diberi akhiran tamat.

Lie Bwee memeluki tubuh Ong Jie Hauw.

"Akhirnya aku harus kembali kepadamu." dia berkata dengan perlahan.

Ong Jie Hauw kurang pandai membawa peranan akan asmara, memandang rambut kepala gadis itu, dia berkata.

"Bukankah kau tidak suka kepadaku?"

Lie Bwee tersentak bangun, pertanyaaan seperti itu tidak patut dikeluarkan. Dia menghentikan suara tangisnya. Memandang pemuda itu dan berkata.

"Aku memang benci kepadamu."

Ong Jie Hauw semakin bingung.

"Benci?" Mulutnya bergugam. "Kau benci kepadaku?"

"Ng....."

"Mengapa?"

"Kau tolol!!"

"Aku memang tolol. Tapi sebagai seorang istri yang baik, Mana boleh kau pergi meninggalkan aku?"

"Karena itulah, aku baik kepadamu." bekata Lie Bwee.

"Mengapa?" Ong Jie Hauw masih belum mengerti. "Mengapa kau mau balik kembali?"

"Kau tidak suka aku kembali kepadamu?" Lie Bwee memberi kerlingan mata menarik.

"Aha... mana mungkin tidak suka? Aku senang sekali." Berkata si Pendekar Dungu.

"Karena itulah aku kembali kepadamu." Berkata Lie Bwee penuh arti.

"Karena aku senang, maka kau kembali lagi?" bertanya si dungu yang tolol.

Lie Bwee mendekati telinga si pemuda, dengna perlahan dia berkata, "Karena aku sudah mengandung."

"Apa?" Ong Jie Hauw berteriak keras, "kau sudah mengandung? Apakah artinya mengandung ini?"

Pohon KeramatDär berättelser lever. Upptäck nu