Jilid 39

392 14 0
                                    

TAN CIU masih bingung dan tidak mengerti.

Wanita baju merah berkata. "Tan Kiam Lam dan Han Thian Chiu adalah kawan baik, mereka pasti tahu tempat kediaman dari kawan kawan itu."

"Tidak mungkin." Tan Ciu berteriak.
'
"engapa tidak mungkin?"

"Dikatakan oleh Tan Kiam Lam„ bahwa Han Thian Chiu itu adalah musuh besar dirinya."

"Keterangan ini tidak benar. Mereka adalah saudara seperguruan, suheng dan sutee."

"A a a a a a a ...!"

Tan Ciu jelas dan mengerti, ternyata Tan Kiam Lam telah menipu dirinya, segala obrolan kosong. dasar penipu ulung.

Dengan alasan apa, Tan Kiam Lam menceritakan kejadian itu?

Tan Ciu menggoyang-goyangkan kepala, berkata,

"Tidak benar. Kau tahu jelas tentang keadaan Tan Kiam Lam dan Han Thian Chiu mengapa tidak kenal kepada wajah mereka?"

Wanita baju merah memberi keterangan.

"Yang kukenal adalah waiah Han Thiam Chiu, dari orang ini kuketahui bahwa masih ada saudara sepergurnunnya yang bernama Tan Kiam Lam. Tapi aku belum pernah menjumpai Tan Kiam Lam."

Tan Ciu diam tepekur.

Wanita baju merah berkata lagi. "Ong Leng Leng tidak menceritakan hal ini kepadamu?"

"Ia pernah mengatakan, pada suatu hari ia akan menceritakan keadaan dirinya. Kukira termasuk juga kejadjan ini. Tapi sehingga saat ini, ia belum mempunyai itu kesempatan untuk bercerita."

Wanita berbaju merah berkata. "Ong Leng Leng tidak pernah menyebut namaku?"

"Belum."

"Pernah dengar nama Permaisuri dari Kutub Utara?"

"Cianpwe pribadikah yang mendapat julukan itu?"

"Kau memang pandai." Permaisuri dari kutub Utara menganggukkan kepala.

"Aaaaaa. . ."

"Diluar dugaan ?"

"Diceritakan orang bahwa cianpwe telah tiada."

"Sampai hari ini, aku masih dapat bernapas."

"Dikatakan oleh mereka, setelah kau dibunuh orang, mereka menggantung jenazahmu di atas Pohon Penggantungan."

"Disana, aku berhasil ditolong orang."

"Siapa yang menggantung cianpwe diatas Pohon Penggantungan?"

"Si Telapak Dingin Han Thian Chiu."

"Han Thian Chiu!"

"Kukatakan kepadamu, bahwa Han Thian Chiu adalah orang yang kucintai, itu waktu, aku belum cukup dewasa, maka mudah masuk kedalam perangkapnya, dergan kata-kata yang manis dengan janji-janji yang seperti madu aku menyerahkan diri. Tidak lama, aku melahirkan seorang anak perempuan, ternyata Han Thian Chiu tidak cinta kepadaku, setelah bosan ditinggalkan begitu saja."

Mata si Permaisuri dari Kutub Utara basah dengan air mata.

"Demikian Ong Leng Leng terlahir?"

"Bukan. Dia bukannya Ong Leng Leng."

"Kemanakah kemudian anak itu?"

"Hampir kubunuh putri yang tak kenal dosa itu. selain terbayang kenangan wajah ayahnya yang kejam. Karena kepergian Han Thian Chiu, sifatku berubah, mulai membenci semua lelaki yang hidup didunia. Tidak sedikit yang telah kujadikan korban, kematian-kematian orang2 banyak ini menimbulkan kemarahan umum' si Jendekiawan Serba Bisa Thung Lip mengajak orang-orangnya mengeroyok aku, sehingga terjadi drama Pohon Penggantungan, aku digantung diatas pohon itu.

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now