Jilid 5

775 24 0
                                    

BEBERAPA lama kemudian, Tan Ciu sadar dari pingsan. Tenaganya dirasakan segar, bau harum masih terkulum didalam mulut, tentunya ada seseorang yang memberinya obat mujarab.

Ia tersentak bangun, lompat berdiri. Matanya memandang lepas, terlihat jelas ada seseorang yang berdiri didepannya. Orang ini berdiri kaku, tidak bergerak.

Tan Ciu mengucurkan keringat dingin.

Sekian lama.... Tan Ciu dapat membedakan siapa yang berdiri dihadapannya, itulah seorang sastrawan setengah umur. Wajahnya dingin dan kaku, tentunya orang yang tidak mudah dihadapi.

Orang yang dihadapan Tan Ciu adalah orang setengah umur yang berpakaian sastrawan, ia berdiri tidak bergeming.

Tan Ciu tidak kenal orang ini, ia memandang dengan sinar mata penuh pertanyaan.

Sastrawan setengah umur itu tengah menyaksikan bahwa si pemuda betul-betul telah sembuh, maka ia pun membuka suaranya yang dingin.

"Bagaimana dengan luka-lukamu?"

Tan Ciu sadar, tentunya sastrawan ini yang menolong dirinya. Ia memberi hormat berkata.
"Atas bantuan cianpwee, disini Tan Ciu menghaturkan terima kasih."

Orang itu hanya membalas hormat sipemuda, ia hanya menganggukan kapala tanda kepuasan hatinya.

Tan Ciu memandang ketanah, matanya terbelalak.

"Mengapa?"

Melihat gerak gerik si pemuda yang meragukan, sastrawan setengah umar itu mengajukan pertanyaan.

"Dimana jenazah kakak perempuanku?" Tan Ciu kehilangan mayat saudara perempuannya.

Jenazah Tan Sang lenyap tanpa bekas.

Sastrawan setengah umur itu mengerutkan alisnya.

"Jenazah kakak perempuanmu?" ia bertanya.

"Ng.... " Tan Ciu masih berusaha mencari jenazah itu. Namun gagal. Tidak ada tanda-tanda kemana perginya jenasah Tan Sang.

"Kau telah tolong mengebumikannya?" Tan Ciu mengajukan pertanyaan.

"Tidak." Sastrawan setengah umur itu memberi kepastian.

"Aneh. Kau telah memindahkan kelain tempat?"

"Jangan sembarang menuduh."

"Bagaimana ia lenyap?"

"Kukatakan bahwa aku tidak melihat jenazah ciciemu."

"kecuali kau, ada beberapa orang disini?"

"Kau memang bocah yang tidak tahu mati, selama kau jatuh tak sadarkan diri kukira lebih dari 10 orang yang berkunjung ketempat ini."

"Siapakah mereka?.."

"Anak buah perkumpulan Iblis Merah atau Ang mo-Kauw".

"Mengapa kau tahu?"

"Sedari kau berada dikota Kai Hong, aku telah mengikuti perjalananmu!",

"Mengikutiku? Apa maksudmu mengikuti orang?"

"Sebab pertama disebabkan ingin tahu".

"Sebab kedua?"

"Aku ingin mengajukan pertanyaan, kepadamu!"

"Silahkan kau ajukan pertanyaan. Apakah yang ingin kau ketahui."

"cici mu telah menjadi korban Pohon Penggantungan?"

"Betul."

"Mengapa?"

"Mana kutahu alasan ini? Bila kuajukan pertanyaan kepadamu. 'Mengapa para gadis Cantik berkepandaian silat digantung diatas Pohon Penggantungan? Apa yang kau bisa jawab?"

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now