Jilid 46

387 15 0
                                    

TAN CIU telah mendorong pintu rumah kayu disuatu tempat sepi. digunung Ceng-in dengan menggendong tubuh Cang Ceng Ceng. ia masuk kedalam rumah tersebut.

"A a a a a . ...!"

Tan Ciu mengeluarkan jeritan tertahan. Apakah yang telah dilihat olehnya?

Sebuah peti mati menjogrok ditengah-tengah ruangan tidak terlihat ada bayangan orang.
Kemanakah suara wanita tadi?

Inilah yang sedang dipikirkan oleh Tan Ciu. Kemanakah wanita tadi?

Ia memandang ruangan tersebut, tidak ada orang. Rumah kayu itu terlampau kecil. tidak ada ruangan lainnya, kecuali ruangan yang dijogrokan peti mati tadi.

"Dimanakah pemilik rumah?" Tan Ciu berteriak.

Tidak ada jawaban.

Tentunya ada sesuatu yang tersembunyi dibalik peti mati merah itu, Tan Ciu meletakkan tubuh Cang Ceng Ceng, menghampiri peti mati berwarna merah dan membuka kayu penutup.
dengan mudah. tutup peti mati dapat dibuka, ternyata tidak dipantek mati.

Tan Ciu memanjangkan leher, melongok isi peti mati.

Tan Ciu mundur kebelakang. Tubuhnya bergerak merinding. Bulu tengkuknya tegak bangun. Tentunya ada sesuatu didalam peti, mungkinkah jenazah orang mati?

Benar. Didalam peti mati terbaring sesosok tubuh yang tidak bernapas. Masih utuh belum lapuk, tentunya mati belum lama.

Siapakah yang mati ditempat itu?

Seorang wanita?

Bukan. Disana terbaring mayat seorang laki-laki masih sangat muda, umurnya berkisar diantara belasan tahun.

Tan Ciu mengusap keringat dingin yang telah membasahi sekujur dirinya.

Tiba-tiba......

Terdengar suara seorang wanita. "Lekas tutup kembali."

Arah datangnya suara adalah dari belakang Tan Ciu Itulah suara wanita yang pertama tadi didengar.

Tan Ciu menjatuhkan tutup peti mati, maka terkatup kembalilah tempat penyimpan jenazah tersebut.

Begitu Tan Ciu membalikkan kepala, lagi-lagi ia dikejutkan oleh pemandangan yang dilihat.

"A a a a a a...!!"

Seorang wanita dengan rambut terurai panjang telah menatapnya dengan sinar mata tajam, wanita berambut panjang inilah yang menyuruh ia menutup peti mati.

"Siapa kau?" Tan Ciu membentak.

"Jangan takut." Berkata wanita berambut panjang itu. "Aku adalah seorang manusia."

"Aku tidak mengatakan kau setan." Berkata Tan Ciu.

"Tapi gerakanmu tadi telah membuktikan perasaan takutmu,"

Tan Ciu memberanikan diri, "Ha..ha.. Siapakah pemilik rumah ini?"

"Aku." Wanita berambut panjang itu memberi jawaban singkat.

"kau? Kau yang menjawab pertanyaanku pertama itu?"

"Betul."

"Tatkala aku masuk kedalam rumah, mengapa tidak berhasil menemukanmu?"

"Aku bersembunyi dibawah tanah."

"Dibawah tanah ?"

"BeTUL. Yang kuartikan tinggal di bawah tanah, bukanlah berarti mati. Kamar tidurku yang kuartikan berada dibawah tanah."

"Mengapa harus tinggal dibawah tanah?"

"Aku tidak ingin melihat peti mati itu. Maka menempatkan diriku dibawah tanah. Tadi, bila kau tidak membuka tutup peti mati aku pun tidak bersedia memunculKan diri."

Pohon KeramatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang