Jilid 11

584 22 2
                                    

PERCAKAPAN diantara Tan Ciu dan ketua Ang mo kauw telah selesai. Maka Ang mo kauw mengalihkan pandangan dan memandang Su Hay Khek.

"Kau sangat usil. Bagianmu ialah Kematian."

"Ha, ha...!" Su Hay Khek tertawa, "Umur ku telah lebih dari tujuh puluh tahun. Matipun tidak menjadi soal."

"Nah, gunakanlah waktu kalian baik-baik," Berkata ketua Ang mo Kauw cu.

Pelahan-lahan ia membuka tutup kerudung mukanya.

Su Hay Khek sulah merasakan kegagalan! firasat buruk menyerang dirinya.

Tan Ciu menantikan dengan hati berdebar-debar, ia mempentang mata lebar-lebar.

Dan kini, kain merah yang menutupi wajah. Ang mo Kauw cu telah terbuka, terlihat wajah seorang lelaki setengah umur yang agak cakap,

Tan Ciu memandang wajah itu, ia tak kenal kepada ayahnya, tidak tahu bagaimana muka ini. Maka menoleh kearah Su Hay Khek.

Mata Su Hay Khek membelalak.

"Kau?!!" Seruan ini keluar dari mulutnya!

Hati Tan Ciu memukul keras.

"Siapa?" Ia bertanya.

"Sim In." Jawaban Su Hay Khek singkat,

Ternyata ketua Ang-mo kauw bukan orang yang bernama Tan Kiam Lam. Ia bernama Sim In dan Su Hay Khek sangat kenal sekali.

Wajah Sim In tidak berkesan didalam benak pikiran Tan Ciu. Tetapi Sim In itu tidak terlalu asing, itulah nama yang sering disebut oleh gurunya.

Ketua perkumpulan Ang mo Kauw, Sim In mendapat kemenangan. Ia menghadapi Su Hay Khek dengan wajah penuh ancaman.

Su Hay Khek mundur beberapa langkah, ia berusaha menjauhi orang itu.

"Su Hay Khek aku akan membunuhmu terlebih dahulu." Berkata Sim In geram.

Su Hay Khek mundur kebelakang. Jubah merah si ketua Ang-mo-kauw berkelebat, dengan satu gerakan yang paling cepat memukul Su Hay Khek. Si kakek aneh mempunyai kepandaian yang telah digolongkan kedalam kelas satu, tubuhnya melayang, menghindari dari serangan Sim In itu.

Sim In tidak berhenti, ia mengincar lagi, Tan Ciu turut bergerak, ia menyela diantara dua orang itu,

"Berhenti," Terdengar suara bentakannya yang keras.

Gerakan Ang-mo Kauwcu terhalang. Ia memandang wajah pemuda itu dengan tajam.

"Apa yang kau mau?" Bentaknya mengguntur.

Tan Ciu tertawa panjang.

"Sim In," ia memanggil nama orang. "Sudah lama kucari-cari nama ini. Kini aku mengerti. mengapa kau menutup wajahmu dengan selaput kain merah, mengapa kau menyuruh orang-orangmu mengganggu aku. kau tentunya sudah tahu, bahwa aku adalah anak murid Putri Angin Tornado. Mengapa kau merusak wajahnya?"

Guru Tan Ciu adalah seorang wanita berkepandaian ilmu silat tinggi,dengan julukan nama Putri Angin Tornado, suatu angin yang terhebat dan dahsyat, ia pernah menggegerkan rimba persilatan, suatu saat jatuh cinta kepada seorang pemuda tampan yang bernama Sim In, dan entah mengapa, pemuda itu merusak wajahnya, mengutungi kakinya.

Kini Tan Ciu mengajukan tuntutan.

"Karena aku benci." Sim In memberi jawaban.

"Hanya ini alasannya?"

"Aku benci kepadanya karena Tan Kiam Lam ayahmu itu."

"Katakanlah lebih jelas."

"Putri angin Tornado adalah kekasihku, dengan alasan apa ia menyintai Tan Kiam Lam? Tidak pantaskan aku mengambil tindakan kepadanya?"

Pohon KeramatWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu