Jilid 33

444 12 1
                                    

Tan Kiam Lam telah mendapat kepastian babwa Cang Ceng Ceng sangat mencintai Tan Ciu, rencananya semakin masak lagi.

"Nona, sungguh-sungguh cinta kepada Tan Ciu?" Bertanya Tan Kiam Lam.

"Hei..... mengajukan pertanyaan ini sampai berulang kali?" Cang Ceng Ceng agak naik darah.

Dengan sabar Tan Kiam Lam berkata. "Kukira kau telah terperdaya olehnya."

Cang Ceng Ceng tertegun, dengan tidak mengerti ia bertanya. "Apa arti kata-katamu ini?"

"Ah .... seharusnya tidak boleh kukatakan kepadamu." Berkata Tan Kiam Lam.

Cang Ceng Ceng bangkit dari tempat duduknya, ia berkata dengan suara keras.

"Katakan sekali lagi."

Tan Kiam Lam berkata dengan pelahan. "Sebaiknya kau lupakan kata-kataku tadi."

"Tidak mungkin, katakanlah."

"Aku....." Tan Kiam Lam sengaja tidak meneruskan kata-katanya, dengan demikian ia lebih menambah minat gadis itu untuk mengetabui apa yang dikatakan olehnya.

Dengan wajah beringas Cang Ceng Ceng maju setapak, katanya segera.

"Katakan. bila tidak, dengan sekali pukulan aku dapat menghancurkan kepalamu."

"Baiklah." seolab-olah Tan Kiam Lam dipaksa.

Cang Ceng Ceng menantikan jawaban ketua Benteng Penggantungan itu.

"Aku akan berkata, tapi kau jangan bersedih, Tan Ciu adalah seorang pemuda yang suka mempermainkan wanita." berkata Tan Kiam Lam.

"Apa?"

"Tan Ciu adalah seorang pemuda yang sering mempermainkan wanita."

"B e t u l ?"

"Betul, Aku tidak berbohong kepadamu."

Dengan suara yang penuh derita Cang Ceng Ceng berkata. "Gadis mana yang telah dipermainkan olehnya?"

Dengan menghela napas Tan Kiam Lam berkata.

"Wakil ketua Benteng Penggantungan kami, itulah wanita yang mengantarkanmu tadi, ia mempunyai seorang murid yang bernama Co Yong, bersua dengan Tan Ciu, setelah mereka berkenalan, gadis inilah yang dipermainkan oleh Tan Ciu, ditinggalkannya begitu saja. . ."

Wajah Cang Ceng Ceng berubah menjadi pucat, ia berteriak. "Aku tidak percaya .... aku tidak percaya. . . ."

"Tidak percaya, karena permainan Tan Ciu tadi Co Yong menjadl gila."

"Tidak. .. tidak mungkin.... Tan Ciu bukanlah pemuda seperti apa yang kau katakan." Cang Ceng Ceng berteriak suaranya sangat aneh. Penuh dengan ketegangan dan ketakutan, tidak enak didengar.

Disini letak kejahatan dari Tan Kiam Lam. Sudah jeias dan gamblang sekali bahwa rentetan kejadian itu adalah susulan berencana yang telah dikeluarkan. Lebih dari pada itu, Tan Kiam Lam masih mempunyai rencana jahat babak ketiga.

Terdengar Tan Kiam Lam berkata. "Kau tidak percaya?"

"Aku tidak percaya." kata Cang Ceng Ceng,

"Ingin melihat bukti?"

Cang Ceng Ceng memandang ketua Benteng Penggantungan itu, ingin sekali mengeluh. betul tidaknya dari kata-kata atau keterangannya.

"Mari kau ikut aku untuk melihatnya." Berkata Tan Kiam Lam.

"Melihat siapa?"

"Co Yong"

"Baik,"

"Ikutlah dibelakangku."

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now