Jilid 38

383 13 0
                                    

MANAKALA Tan Kiam Lam ingin mengadakan pembunuhan, muncul seorang wanita berbaju merah, gerakan Tan Kiam Lam berhasil dihentikan olehnya.

Dilihat sepintas lalu, Tan Kiam Lam kenal kepada wanita berbaju merah ini, sebaliknya. wanita tersebut tidak mengenali wajah Tan Kiam Lam, terdengar ia berkata.

"Siapa kau?"

Tan Kiam Lam disadarkan dari lamunannya, ia terkejut sekali, suatu peringatan kepada dirinya bahwa wanita baju merah itu sudah tidak mengenali wajahnya.

"Kau siapa?" Seolah-olah tidak kenal. Tan Kiam Lam mengajukan pertanyaan yang sama.

"Kau belum menjawab pertanyaanku." Berkata wanita baju merah itu.

"Aku adalah ketua Benteng Penggantungan." Tan Kiam Lam berkata.

"Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh mereka? Tega benar kau menurunkan tangan jahat?" Bertanya wanita baju merah itu yang menunjuk Tan Ciu dan Co Yong.

"Kau tidak periu tahu." Berkata Tan Kiam Lam.

"Mangapa tidak boleh tahu?" Berkata wanita baju merah. "Aku kenal kepada pemuda itu. Namanya Tan Ciu, bukan?"

"Betul."

"Kau tetah melukainya?"

"Ng. . ."

"Aku mempunyai urusan dengannya." Berkata wanita baju merah, "Aku akan membawa pergi dirinya."

Wajah Tan Kiam Lam berubah.

"Hanya dengan alasan ini, kau ingin mengambil orang?" Ia tidak puas.

"Alasan apa yang kau mau?" Berkata Wanita tersebut suaranya sangat dingin.

"Alasan yang harus masuk diakal."

"Huh. Siapa yang berani melarang kemauanku?"

"A k u."

"Bagus! Kau kira, namun itu dapat menakutkanku ?"

"Bila kau berani mengambil dirinya dari tanganku, mengapa aku tidak berani melarangmu!"

"Bagus . . . Bagus.. . Lihatlaj . . . Aku segera mengambil dan membawa dirinya." kata wanita itu, ia bergeser langkah, mendekati Tan Ciu.

Tan Kiam Lam ada niatan untuk mencegah, tapi kepandaian sang lawan luar biasa, dapatkah dia mencegah? Badannya gemetaran>

Wanita itu menoleh, disaksikan gerakkan diam itu, lalu tertawa,

"Bagaima?" Ia mengeluarkan suara cemooh, "Mengapa tidak mencegahku?"

Tan Kiam Lam tidak berhasil menguasai diri tubuhnya bergerak disertai dengan gerakkan keras ia menyerang wanita itu.

Wanita berbaju merah itu menyingkir kesamping dari sini ia mengirim serangan balasannya.

Tan Kiam Lam merendahkan dirinya, maka serangan itupun tidak mengenai sasaran dari sini, ia menempatkan dirinya kearah yang menguntungkan, dan mengirim serang balasan.

Tatkala cepat untuk diceritakan, didalam waktu satu tepukan tangan mereka telah bergebrak empat kali, masing-masing mengirim empat serangan dan menghindari empat ancaman lawan.

Manakala Tan Kiam Lam dan wanita baju merah itu saling gebrak dengan kecepatan kilat. Co Yong telah sadarkan diri, lukanya sangat parah, pukulan Tan Kiam Lam
bukanlah pukulan biasa. seluruh isi jereonnya berger-geseran dari tempat semula. Dilihat olehnya ada dua gulungan yang saling gumul itu, matanya terbelalak, tidak diketahui. jago dari mana yang sedan menolong dirinya.

Bertepatan pada saat itu . . .

Dua bayangan yang bergumul itu terpisah, Tan Kiam Lam mundur dari tempat kedudukannya sampai beberapa tombak.

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now