Jilid 70

475 12 1
                                    

TAN CIU tidak tahu bahwa dirinya sedang berhadapan dengan musuh yang hendak menghabiskan jiwa ayahnya.

Si Ratu Bunga Giok Hong berkata. "Tan Ciu, Tahukah kau bagaimana gelar dari nama sebutanku?"

Tan Ciu bersungut-sungut, dengan getas dia berkata.

"Tidak perlu tahu."

"Namaku Giok Hong dengan gelar baru Sri Ratu Bunga."

"A a a a a!"

Ternyata Ratu Bunga bernama Giok Hong? Musuh kedua orang tuanya?

Tan Ciu memperhatikan wanita baju merah itu terlalu muda untuk menjadi musuh kedua orang tuanya. Mungkinkah? Hal itu akan terjadi. Sri Ratu Giok Hong berkata.

"Pernah dengar cerita tentang diriku?"

"Kau adalah musuh ibu, orang yang membunuh ayahku," Berkata Tan Ciu.

"Cerita dari ibumu bukan?" Berkata Giok Hong tertawa.

"Kau telah membunuh ayahku?" Tan Ciu meminta ketegasan.

"Aku tak ada niatan untuk membunuh ayahmu, dia adalah orang yang kucintai."

"Huh, karena cintamu yang tidak terbalas?"

"Sudah kukatakan bukan aku yang membunuh."

"Si Telapak dingin Han Thiun Chiu?"

"Bukan urusanku." Berkata Sri Ratu.

Han Thian Chiu bukan Ratu Bunga Giok Hong. Giok Hong bukan si Telapak Dingin Han Thian Chiu.

"Atas instruksimu bukan?"

"Mengapa mempunyai dugaan seperti itu?" Berkata Ratu Bunga Giok Hong.

"Mengapa tidak berani menjawab pertanyaanku?" Tan Ciu menyelak.

"Han Thian Chiu bukan aku, kau harus mengerti."

"Sama saja. Kalian adalah suatu komplotan."

"Terserah bagaimana penilaianmu." Berkata Giok Hong.

"Bagus. Aku harus memnuntut balas atas dendam itu."

"Kepada siapa? Aku atau Han Thian Chiu?"

"Kedua-duanya."

"Ha. ha ha..." Sri Ratu Bunga Giok Hong tertawa. "Sampai dimanakah ilmu kepandaianmu inginmenantang?"

Kemarahan Tan Ciu sudah tidak dapat dibendong, tangannya didorong kedepan, hut!, memukul wanita itu.

"Nah, terima setangan." Dia memberi peringatan.

Laki-laki baju kuning disebelah sang Ratu Bunga bergerak dia menerima serangan yang Tan Ciu lontarkan.

"Jangan kurang ajar." Dia membentak keras.

Orang baju kuning adalah pengawal Ratu Bunga, ilmu kepandaiannya cukup tinggi. Akibat dari benturan itu, masing-masing terdorong mundur dari kedudukan tempat semula.

Tan Ciu terkejut. Dan untuk melaksanakan maksud tujuannya, dia tidak diam, bergerak capat mengirim empat pukulan lagi.

Pengawal pribadi Ratu Bunga memberikan perlawanan yang seimbang, Giok Hong dan keenam muridnya menonton pertandingan itu.

Sepuluh jurus telah berlalu,

Tan Ciu Semakin lincah, serangan-serangan dilipat gandakan.

Orang berbaju kuning itu terdesak mundur. Dia bukan tandingan jago rmuda kita.

Tan Ciu mengeluarkan suara gerungan, memekik keras, bergema diseluruh ruangan. Itulah ilmu Ie-hun Tay-hoat.

Pengawal Giok Hong itu tertegun, permainan apa yang hendak dipertontonkan oleh lawannya?

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now