Jilid 72

374 12 0
                                    

Lie Bwee melarikan diri kearah puncak gunung Pek hoa-san,

"Dan disaat yang sanma, Tan Ciu telah mengejar didepan orang, dengan membuat suatu lingkaran dan berhasil menempatkan dirinya didepan gadis itu.

Keadaan Lie Bwee sangat terkejut dibelakang ada Ong Leng Leng, didepan Tan Ciu sudah menantikannya. Kemana dia melarikan diri tidak mungkin memecahkan kurungan ke dua orang itu.

Tan Ciu dan Ong Leng Leng sudah berada didepan dan belakang dari gadis itu. Tiba-iiba Lie Bwee membalikan badan, dia menerjang Ong Leng Leng.

Masing-masing mengirim satu pukulan. Tidak berhasil. Mengadu telapak tangan lagi, perkelahian terjadi. Tidak mudah melepaskan diri dari tangan Ong Leng Leng.Lie Bwee menggumul lawannya yang agak lemah.

Tan Ciu siap-siap untuk membantu.

Disaat itu terdengar suara bentakan keras. "Hentikan pertempuran itu."

Disana ini telah bertambah tiga orang ditengah-tengah adalah Sri Ratu Bunga Giok Hong, dikanan dan kirinya diapit oleh Han Thian Chiu dan Giok Lo Sat yang memberi perintah untuk menghentikan pertempuran adalah ratu cabul itu.

Tan Ciu sangat terkejut, dengan sinar mata liar dia menatap Sri Ratu Bungan Giok Hong.

Ong Leng leng menjadi pucat, dia tidak berani menantang sinar mata guru itu.

Giok Hong memperhatikan kedua orang buronannya seolah-olah hendak mengetahui sesuatu dari wajah kedua orang itu.

Han Thian Chiu memancarkan cahaya terang, seolah-olah berkata, 'nah, bagaimana dengan kedua orang ini?'

Pengalaman kesorgaan Han Thian Chiu sangat luas. didalam waktu yang cepat, dia sudah dapat mengetahui, apa yang telah terjadi atas diri kedua muda mudi dihadapan mereka.

"GioK Hong." Menoleh kearah sang kekasih, Han Thian Chiu memanggilnya. "Sangat disayangkan, anak ayammu ini telah dimakan murid sendiri."

Wajan Tan Ciu yang penuh birahi telah lenyap itu menandakan bahwa obat perangsang yang dijejal kedalam perut si pemuda telah mendapat Wadah penyaluran. Ratu Bunga Giok Hong marah besar, sepasang sinar matanya dipancangkan kearah Ong Leng Leng rasa kemarahan yang dicampur dengan penyesalan semakin panas hatinya dibakar oleh Han Thian Chiu. Dengan beberapa ucapan Han thian Chiu.

Dengan menggeretek gigi dia bergeram, Ong Leng Leng. aku terlalu meremehkan diri dan kekuatanmu."

0ng Leng Leng harus menghadapi kenyataan. dia berkata. "Aku hendak menolong dirinya."

Giok Hong berkata.

"Anggap saja mataku yang picak sebelah, mau mengangkat dirimu menjadi murid, walau pun demikian, atas keberanian dirimu, aku tetap mengangkat tangan, mengirim satu pujian."

"Demi kebahagiannya, aku bersedia menerima kematian." Berkata Ong Leng Leng.

Han Thian Chiu tertawa,

"Tentu saja," Dia memberikan tangannya. "Setelah memakan anak ayam gurumu. kau dapat mati meram. Kau sudah puas, bukan? Kasihan gurumu yang masih kelaparan."

Giok Hong menoleh dan mendelikan matanya, sikapnya Han Thian Chiu dapat menurunkan martabat dirinya.

Tan Ciu telah berdiri didepan Ong Leng Leng, menghadapi ketiga musuh itu, ia membentak.

"Giok Hong, kau adalah manusia binatang wanita jalang . . .!"

Sri Ratu Bunga membentak. "Tutup mulut!"

"Ha. ha, .." Tan Ciu menantang. "Berani kau bergebrak denganku?!"

"Huh. kau kira, kau berkepandaian tinggi? Ketahuilah bahwa nasibmu masih bagus, bila tidak memandang hubungan dengan ayahmu, sudah lama kau mati gepeng, tahu?"

"Tak tahu malu, berani kau menyebut nama ayah?"

"Dasar pemuda yang tidak tahu diuntung."

"Ingin sekali dapat membeset-beset kulitmu." Berkata Tan Ciu gemas.

Han Thian Chin, dan berkatalah jago petualangan ini! .

"Ha, ha ....bagian menanya yang ingin dibeset-beset olehmu."

Tan Ciu mengalihkan pandangan mata, adanya laki-laki itu sangat menyebalkan, dia tidak kenal kepada wajah asli Han Thian Chiu maka membentak.

"Siapa kau ?"

"Ha. ha, ha . . ." Han Thian Chiu tertawa, "Sudah lupa kepadaku? kawan lama bukan?"

"Kawan anjing!" Tan Ciu membentak.

"Ingat lagi baik-baik, bukan satu dua kali kita berhubungan, masakkan sudah lupa? Begitu lemahnja daya ingatmu."

"Aku tak kenal. Juga tak akan berkenalan."

"Tak akan berkenalan dengan Han Thian Chiu?"

"Kau Han Thian Chiu."

"Betul. Hari ini kau dapat kesempatan untuk berkenalan dengan wajah asliku."

Tan Ciu tertegun, memandang Han Thian Chiu dan Giok Hong, dia bingung, tidak mengerti, bagaimana hubungan dari kedua orang ini. Maka membentak.

"Bagaimana kalian dapat bersekongkol menjadi satu ?"

"Bersekongkol?" Han Thian Chin tertawa. "Janganlah menggunakan kata-kata yang tidak enak didengar, kami adalah dua serangkai yang tidak bisa dipisahkan."

Tan Ciu mengeretek gigi. dia berkata. "Kau juga termasuk salah seorang yang hendak kucari."

"Maksudmu ?"

"Membikin perhitungan lama."

"Bagus. Kau telah masuk kedalam jaringan kami, masih berani omong besar."

Dilain bagian, Ratu Bunga Giok Hong memberi perintah. "Giok Lo Sat tangkap si murid murtad."

Mengingat kedudukan dirinya sebagai seorang pimpinan tertinggi sebagai guru, dia tidak mau turun tangan untuk menangkap Ong Leng leng, maka memberi perintah kepada Giok Lo Sat.

Giok Lo Sat menerima perintah, tubuhnya bergerak dan sudah mendekati Ong Leng Leng.

Tan Ciu berada didepan gadis itu, ia bergeram.

"Berani kau menggerakkan tangan?"

Han Thian Chiu membayangi si pemuda. dia menantangnya. "Tan Ciu, akulah lawanmu."

Dan tidak menunggu reaksi atau persetujuan lawan itu, dia sudah mencengkram leher bajunya. Membiarkan Giok Lo Sat menghadapi Ong Leng Leng.

Tan cit tidak diberi kesempatan menolong gadis itu. Han Thian Chiu bukanlah lawan yang mudah dihalau. Dia mengirim tiga pukulan beruntun.

Han Thian Chiu juga menyanggah ketiga pukulan itu masih mengalami getaran. Atas Kemajuan yang dicapai oleh si pemuda. Han Thian Chiu sangat terkejut. Menatap pemuda tersebut, dia mengkerutkan keningnya.

"Kemajuanmu berada diluar dugaanku." Secara terus terang, dia berkata.

Sebelum Han Thian Chiu menggerakkan serangan-serangan berikutnya, Giok Hong sudah mengeluarkan suara berkata,

"Han Thian Chiu, kau mundur!"

Han Thian Chiu menoleh.

"Mengapa?" Dia tidak mengerti.

"Serahkan dia padaku." Berkata Sri Ratu Bunga Giok Hong.

Han Thian Chiu mengeluarkan suara dingin.

"Hei... takut kehilangan sang anak ayam? Khawatir dia mati dibawah tanganku? Jangan takut, aku tahu, kau masih memerluKan dirinya. tidak nanti kumatikan dia."

"Jangan banyak bawel. Lekas mundur." Giok Hong membentak.

"Baiklah." Han Thian CHiu mengundurkan diri.

Ratu Bunga Giok Hong sudah berada didepan Tan Ciu.

"Tan Ciu," ia berkata. "Berani kau menantang kemauanku? Belum kenal dengan tangan Ratu Bunga. Kau gagal melarikan diri. untuk hukumanmu, aku tidak akan menyayangkan jiwamu. Setelah puas mempermainkan kebutuhanku, aku akan membunuhmu tahu?"

"Boleh dibuktikan." Berkata Tan Ciu menantang.

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now