Jilid 2

1.3K 23 2
                                    

SUASANA di dalam ruang rapat itu menjadi panas.

Tan Ciu adalah bibit granat keramaian.

Mata semua orang tertuju pada diri pemuda ini.

Thung Lip menduga kepada si pencipta drama pohon penggantungan. Hanya umur pemuda itu masih terlalu muda, mungkin hanya berupa mata-mata saja.

Si Pengemis Sakti Bermata Satu mengerlip ngerlipkan sinar tunggalnya, ia bertanya. "Kau mempunyai dugaan yang pintar."

"Tidak salah bukan?" Tan Ciu tertawa.

"Mengapa kau segera memastikan kepada hal ini?" Thung Lip mengajukan pertanyaan.

"Tiga hari lagi adalah hari Tong ciu. Siapa pun dapat menduga dengan mudah."

"Setelah hari Tong-ciu, bagaimana?"

"Diatas pohon penggantungan segera bertambah mayat seorang gadis cantik berkepandaian ilmu silat."

Wajah Thung Lip berubah segera. "Bagaimana kau tahu?" Ia mendesak.

"Mungkinkah dapat dihindari?" Tan Ciu tidak mau kalah. Jawabannya dingin, tetapi beralasan kuat.

"Kau tahu, bahwa kejadian ini tidak dapat dihindari?" Thung Lip masih mengajukan pertanyaan.

"Mungkinkah kau tahu, bahwa kejadian ini dapat dihindarkan?" Tan Ciu tidak memberikan jawaban langsung.

Si Buddha Alim yang menempatkan dirinya dipaling pinggir turut bicara, "Kau tahu, apa yang kita sedang rundingkan ditempat ini?"

"Mencari jalan untuk mengatasi drama pohon Penggantungan!"

"Betul, bagaimana pandanganmu tentang usaha kami ?"

"Usaha kalian segera mengalami kegagalan!" Tan Ciu menjawab.

Wajah semua orang berubah. Kata-kata Tan Ciu memberi suatu peringatan bahwa korban pohon Penggantungan tidak mungkin dicegah.

Si Pedang Penembus Langit maju, ia menduga pasti bahwa pemuda ini mempunyai hubungan rapat dengan pencipta drama Pohon Penggantungan.

Si Juta Bisa maju, menahan gerakan kawannya. Ia bertanya perlahan. "Bolehkan kau memberi tahu, gadis mana yang dicalonkan menjadi korban tahun ini?"

Tan Ciu tertawa. "Kalian tentu menyangka bahwa aku mempunyai hubungan dengan Pohon Penggantungan, bukan?"

Pemuda ini memang aneh sekali,

"Kau tidak mempunyai hubungan dengan drama Pohon Penggantungan?" Bertanya si Juta Bisa.

"Tidak."

"Apa maksud kunjunganmu kemari?" Bertanya si Pedang Penembus Langit.

Tan Ciu memandang Thung Lip. "Maksudku ingin menemui dirinya."

Ia memandang kearah si Cendekiawan Serba Bisa itu,

"Aku??" Thung Lip tidak mengerti. "Apa maksudmu?"

"Aku ingin bertemu dengan kakak perempuanku". Berkata Tan Ciu tenang.

"Kakak perempuan? Thung Lip mengkerutkan kening. "Siapa kakak perempuanmu itu?"

"Nama kakak perempuanku Tan Sang".

Semua orang yang berada ditempat itu saling pandang. Nama Tan Sang itu terlalu asing sekali. Sampaipun si Pengemis Bermata Satu yang berpengalaman luaspun tidak tahu, siapa gadis yang bernama Tan Sang itu.

"Aku tidak kenal dengan seorang gadis yang bernama Tan Sang". Berkata Thung Lip kemudian.

"Aku tahu bahwa kau tidak kenal kepadanya?" Berkata Tan Ciu. "Pada sepuluh hari yang lalu, kakak perempuanku itu menuju kemari untuk menemuimu."

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now