Jilid 43

392 15 0
                                    

TIGA orang berbaju kuning Tidak kenal Tan Ciu, tapi mereka dapat menyebat nama si pemuda agak aneh! Tan Ciu tidak segera memberikan jaWaban.

"Siapa kalian bertiga?" Ia harus tahu, siapa dan bagaimana nama sebutan ketiga orang itu.

"Kau belum lagi menjawab pertanyaanku." Berkata siorang tua.

"Mengapa haruss menjawab segala pertanyaan kalian?"

Wajah orang tua berbaju kuning ditekuk.

"Kau Tan Ciu?" Ia mengulangi pertanyaan,

"Apakah maksud pertanyaan ini?"

"Kau mengakui pertanyaan kami?"

"Aku tidak mengaku."

"Kau bukan Tan Ciu?"

"Ada urusan apa mencarinya?"

"Ada....." Orang tua itu menyeringai sinis dengan penuh Kemisteriusan, ia berkata. "Ada sesuatu rahasia yang harus disampaikan kepadanya."

"Rahasia apa?"

"Kau Tan Ciu."

"Betul."

Wajah ketiga orang berbaju kuning menunjukkan rasa girang mereka.

"Putra Tan Kiam Lam?" Bertanya lagi si orang tua baju kuning.

"Tidak salah."

"Murid si Putri Angin Tornado."

"Sangat tepat."

"Hampir kami kehilangan jejakmu." Berkata orang tua itu kejam.

"Apa maksud kalian sebenarnya." Bertanya Tan Ciu.

"Kami mendapat tugas untuk menemukanmu."

"Tugas? Apa tugas kalian ?"

"Ikutlah kepada kami."

"Kemana ?"

"Jangan tanya disaat ini. Nanti setelah tiba ditempat tujuan kau akan segera mengerti sendiri."

Tan Ciu sangat tidak puas.

"Aku tidak ada waktu." Ia berkata ketus.

"Biar bagaimana, waktu ini harus kau ada kau." Berkata ketiga orang berbaju kuning itu, mereka memaksa.

"Ingin menggunakan kekerasan?"

"Ha ha ha . . ."

"Ketahuilah bahwa nona ini sedang menderita sakit dan harus segera disembuhkan, semuanya harus diselesaikan setelah ia sembuh."
"Berapa lama kau harus suruh kami menunggu sampai dia sembuh?"

"Waktu ini belum dapat kutetapkan."

"Mengapa ?"

"Aku harus membawanya ke Guha Kematian."

"Apa? Ke Guha Kematian ?! .. . Kau ingin masuk kedalam guha maut itu ?"

"Betul."

"Wah, permintaanmu tidak dapat kami kabulkan. Kau harus ikut segera. Manusia manakah yang masuk kedalam Guha kematian dapat muncul kembali didalam keadaan normal."

Wajah Tan Ciu berubah. "Bila aku menolak ?"

"Jumlah kami ada tiga orang. Kami dapat memaksa kau segera turut serta."

"Baik, akan kulayani permintaan kalian."

"Dari golongan manakah kalian bertiga ?"

Dari baju seragam kuning itu, Tan Ciu menduga kepada salah satu golongan dari dalam rimba persilatan.

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now