Jilid 7

632 21 1
                                    

TAN CIU melepaskan cengkeraman tangan yang mengekang kebebasan gadis itu.

"Nah, katakanlah, bagaimana hubungan si Cendekiawan Serba Bisa Thung Lip?" Si pemuda mengajukan pertanyaan pertama.

Wajah Co Yong Yen menjadi biru, ia kecewa atas perlakuan pemuda itu kepada dirinya, keterangan yang menekan bathin hampir memecahkan urat sarapnya.

Tiba-tiba ia tertawa.

"Apa yang di tertawakan?" Tan Ciu membentak.

"Tan Ciu." Panggil Co Yong Yen. "Sebelum menjawab pertanyaanmu. Ada sesuatu yang harus kau ketahui."

"Lekas katakan."

"Harus kau ketahui, akibat dari pembocoran rahasia ini, seorang diantara kita berdoa pasti ada satu yang mati."

"Seorang diantara kita, ada satu yang akan mati?" Tan Ciu mengulang peringatan aneh itu.

"Betul! Salah satu dari jiwa kita harus dikorbankan!"

"Tidak ada tawaran lain?"

"Pikirlah sekali lagi. Relakah kau mengorbankan dirimu, atau diriku?"

Tan Ciu harus memperhitungkan pasal yang baru bila membiarkan gadis itu binasa karena membongkar rahasia Pohon Penggantungan tentu keterlaluan.

Membatalkan desakannya?

Itu pun tidak mungkin, Rahasia Pohon Penggantungan sudah waktunya untuk dibuka.

Tan Ciu mengeraskan hati. ia bersedia mengorbankan jiwanya. Hal ini untuk ketenangan dunia, untuk memusnahkan bahaya Pohon penggantungan.

"Baik. Aku yang berkorban " Tan Ciu memberi putusan.

"Bila korban yang ditunjuk bukan dirimu."

"Kau sendiri yang dimaksudkan?"

"Betul. Bila permintaan korban menghendaki jiwaku, bagaimana?" Gadis itu memandang sipemuda tajam-tajam.

Tan Ciu tersentak kejut, hatinya gemerinding dingin!

Ada-ada saja, masakan membongkar rahasia Pohon Penggantungan harus ditebus dengan jiwa seorang gadis, bahkan gadis yang mempunyai wajah cantik seperti Co Yong Yen.

Gigi si pemuda beradu keras, betapa hebat pertarungan jiwanya itu. Rahasia kematian Tan Sang harus dibeberkan, lenyapnya Thung Lip wajib diterangkan. Bila diketahui kemana si Cendekiawan Serba Bisa itu pergi, rahasia Pohon Penggantungan segera pecah sama sekali.
Tan Ciu menggigit bibir!

"Kau ingin menakuti diriku?"

"Bukan. Hal ini segera akan terjadi!"

"Yang penting bagiku. Bagaimana dan apa yang menyebabkan kematian cicieku?"

"Mengapa si Cendekiawan Serba Bisa Thung Lip lenyap dari keenam kawannya. Siapa pencipta Pohon Penggantungan?"

Sifat kepala batu pemuda itu membuat Co Yong Yen goyang kepala. Ia menghela napas dan berkata dengan suara lemah.

"Baik. Aku segera memberi keterangan kepadamu,"

"Mulailah dari si Cendekiawan Serba Bisa Thung Lip."

"Dia adalah kekasih guruku ..."

"Namamu tentunya bukan Co Yong Yen.."

"Aku bernama Yong? Agaknya mirip dengan nama guruku?"

"Ada sesuatu dendam ganjalan diantara gurumu dan Thung Lip?".

Gadis berbaju putih itu anak murid Cong Yong Yen yang bernama Co Yong, Co Yong menganggukkan kepala?

Pohon KeramatWhere stories live. Discover now