RADION || 57

Mulai dari awal
                                    

Untungnya kelas lelaki itu kosong. Alula jadi bisa leluasa masuk ke dalam.

Tanpa pikir panjang, Alula melangkahkan kakinya pelan memasuki kelas Radion. Berjalan menghampiri meja lelaki itu hingga sampai tepat di sebelahnya.

Ia diam di posisinya sambil menatap wajah Radion yang begitu tenang.

Senyumnya terukir. Ia sangat mencintai lelaki itu.

Diletakkannya sebungkus makanan yang dibelinya di kantin ke atas meja Radion.

Tetapi suara kantong plastik itu tak sengaja membangunkan Radion. Alula pun terkejut. Meneguk ludahnya sendiri.

Radion juga terkejut melihat kehadiran Alula di kelasnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap plastik makanan di atas mejanya.

"Ngapain disini?" Tanyanya dingin.

"Kamu masih sakit?"

"Udah nggak."

"Udah makan? Aku beliin kamu makan."

"Makasih." Alula tersenyum lagi. Setidaknya lelaki itu masih menerima pemberiannya.

"Aku mau tanya sesuatu, boleh?" Alula bertanya takut.

"Bilang aja."

"Kamu kenapa? Aku ada salah sama kamu?"

Radion langsung melirik Alula, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya ke bawah. Tidak mau saling beradu tatapan dengan Radion.

"Nggak ada," jawabnya.

"Gue mau tidur lagi. Lo nggak balik ke kelas?" Lelaki itu mengusirnya dengan halus.

Alula mengangguk. "Iya, aku balik ke kelas. Maaf ganggu tidur kamu."

Alula membalikkan tubuhnya. Berjalan menjauh menuju pintu kelas.

Tetapi belum sempat sampai di sana, perempuan itu kembali berbalik badan menghadap Radion.

Radion mengangkat alisnya bingung.

"Kalau ada masalah, cerita ke aku, Radion. Aku dari kemarin kepikiran. Aku nggak mau kita kayak gini." Akhirnya, apa yang ingin Alula katakan bisa keluar dari mulutnya.

Sedari tadi ia mencoba menahan karena ia tidak ada nyali.

"Jangan karena ada masalah, kamu malah diemin aku dan ngebuat aku bingung. Terlebih lagi kamu tiba-tiba sama Chlo di rumah sakit kemarin."

"Kaget liatnya? Gimana gue yang tau kalau lo pacaran sama Galen?"

Jantung Alula langsung berdetak kencang detik itu juga. Lidahnya mendadak kelu, tubuhnya membeku.

Apa yang ia takutkan terjadi juga. Radion pasti akan marah besar mendengar berita itu. Dan sekarang, lelaki itu memang sudah marah kepadanya.

"Lo sendiri bahkan nggak bisa cerita." Radion memalingkan wajahnya. Hendak kembali tidur.

"Kamu kan tau hidup aku diatur sama dia. Aku dipaksa, Radion."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang