Extra Chapter II

21.4K 957 2
                                    

Please deh jangan pelit vote.

•°votementnya!!°•

Typo tandai.

Happy reading

.
.

"Selamat tuan, Nyonya Vanya tengah mengandung. Usia kandungannya dua Minggu, Ini masih rentan ya tuan. Tolong dijaga asupan makan dan jangan biarkan bumil mengalami stress" Ucap sang dokter kandungan bername tag yuli.

Setelah pergi ke dokter kandungan, Vanya pun memutuskan untuk pergi mengunjungi keluarganya, sembari memberikan kabar bahagia..

Sampailah mereka berdua di mansion keluarga Gratama, yang disambut baik oleh para pekerja disana. "MOMMY!" pekik Luna, berlari menghampiri Vanya dan memeluknya.

Ya, Luna tengah menginap di mansion Gratama hanya satu malam, karena hari ini sudah waktunya ia pulang karena besok masuk sekolah. "Luna pelan pelan ya" tegur Emiliano.

Luna mengangguk, ia pun bergantian memeluk Emiliano. " Cepat sekali kesininya? Kenapa tidak nanti malam? Luna masih mau bermain dengan Tante Malea" ucap Luna.

Vanya terkekeh pelan, "Main - main saja, sayang. Mommy dan Daddy ada urusan disini"

"Oke"

"Luna, kenapa Mommy dan Daddy tidak diajak masuk?" Tanya Mama Renata.

Luna menepuk dahinya, "maaf mom, Luna lupa" cicitnya. Ia segera menuntun Vanya dan Emiliano untuk masuk dan duduk di sofa ruang keluarga.

"Tumben cepat sekali menjemput Luna? Biasanya lama, karena ku masih ingin menghabiskan waktu berdua" Sinis Papah Fadjar, Emiliano mendecih pelan.

"Salah terus jadi anakmu," keluhnya.

"Kau kan emang serba salah, iya gak Vanya sayang?" Tanya Papah Fadjar sembari meminta persetujuan dari Vanya yang tengah terkekeh pelan.

"Sudah lah pak tua, aku hanya ingin memberikan sebuah kabar gembira untuk kalian" ucap Emiliano.

"Kabar gembira apa mil?" Tanya Mama Renata.

"Iya kabar gembira apa dad?" Tanya Luna yang sedang bermain Bonek bersama Malea, "Luna fokus main sama Tante aja, gak usah dengerin Daddy gendeng mu itu" ucap Malea dibalas anggukan

"Vanya tengah mengandung" ucap Emiliano to the point.

Mereka terkejut bercampur bahagia, "benarkah? Kamu gak bercandakan"

"Apa aku terlihat bercanda?" Kesal Emiliano, mama Renata sontak menatap wajah datar Emiliano. "Wajahmu saja susah ditebak, hanya datar seperti tembok"

"Ck," decak Emiliano.

"Beneran, Sayang?" Tanya Mama Renata.

Vanya mengangguk dengan bibir yang menunjukkan seulas senyum. "Iya ma, aku hamil"

"Alhamdulillah" Ucap Mama Renata, ia berjalan mendekat dan memeluk sang menantu.

"Akhirnya kecebongmu jadi juga" celetuk papah Fadjar.

"PAPAH!" Tegur Mereka semua, kecuali Luna yang terdiam penuh tanda tanya.

"Kecebong berudu itu ya Opah?. Daddy punya kecebong? Wah, Daddy pelihara dimana kok Luna gak pernah lihat?." Pertanyaan itu lolos keluar dari mulut Luna, Entahlah Luna memang polos atau terkesan bodoh. Intinya, semua orang akan sulit mencari kata agar tak menimbulkan banyak pertanyaan.

Skakmat.

"Papah" geram Emiliano, sedangkan papah Fadjar meringis pelan.

"Eh Bocil, gak mau meluk emak Lo? Mommy Lo hamil tuu" ucap Malea untuk mengalihkan topik.

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now