37🥀 : disini bukan Club, tante

38.7K 2K 9
                                    

Ide yang buruk adalah mempermainkan perasaan orang lain. Sebab luka yang tercipta jauh lebih parah ketimbang cinta kandas karena sudah tak saling cinta.
-cheline

Pukul 10.50
Tepat di ibu kota jakarta,
markas verolice.

Vanya sudah tiba di indonesia, sekarang mereka sedang berkumpul untuk membahas sesuatu yang penting. "gue harap lo bisa jaga diri lo van" celetuk jack.

Vanya menautkan alisnya, bingung ya itu yang ia rasakan. "emiliano bukan pria sembarang, dia bakalan ngelakuin sesuatu sampai apa yang ia inginkan tercapai" lanjut jack.

"emiliano adalah keturunan keluarga gratama. Yang merupakan pewaris tahta gratama sekaligus pemegang sekolah SMA Gratama, sma tempat lo sekolah sekarang" tambah cheline.

Vanya mengehela nafas kasar, apalagi yang tuhan inginkan!?. Bukankah badai pasti berlalu? Lantas kapan?. Sudah begitu banyak ujian yang ia lalui dari naya maupun sekarang yang menjadi seorang vanya.

"emiliano, pria yang ternyata selalu berada disekitar gue" kesal vanya.

"dan jangan lupakan, dia ngawasin lo dari jauh. Tapi juga lindungin lo" ucap wili

"gue rasa emiliano gak mungkin ngelakuin sesuatu yang buruk" timpal arfan, raden mengangguk setuju, "gunanya ngelindungin untuk apa? Kalau tujuannya nyakitin?" sambungnya.

Vanya mengacak rambutnya frustasi. "dia ngeklaim gue seenak jidat"

"APA!?" teriak mereka yang terkejut.

"jangan teriak aelah, kepala gue mau pecah!" ketus vanya, dan mereka hanya cengengesan tak jelas. "dia bilang kayak gini 'your my mine baby' " ucap vanya sambil menirukan suara pria yang sempat ia tabrak beberapa hari yang lalu.

"dia jatuh hati sama lo" ucap raden, vanya hanya bisa diam. Malas menanggapi hal ini, apalagi tentang asmara sungguh bukan dia banget.

"bisa tuh dimanfaatin" celetuk wili.

"manfaatin?" beo vanya, dan wili mengangguk.

"dia bisa dijadiin tameng buat lo, jadi setiap lo butuh bantuan dia bakalan ada dan belain lo."

"tapi bukannya itu jahat ya?, gimana kalau emiliano nya malah benci?" ucap cheline membuat keheningan tercipta.

"dia bisa dijadiin tameng, dia cinta sama lo. Tapi lo juga harus batasin sikap lo van, jangan sampai bikin dia lebih tertarik ke lo. Setelah misi selesai, lo bisa ngeputusin hubungan secara sepihak" ucap arfan.

"hahaha itu keren bukan?" tanya wili dengan alis naik turun.

"dengan itu kita gak perlu begitu banyak turun tangan, dia bakalan jalanin beberapa misi yang seharusnya kita lakuin" sahut raden.

"bukan ide yang buruk kan?" tanya wili lagi.

Cheline yang jengah pun menatap mereka bertiga dengan kesal. "kalian ini kenapa sih?, mempermainin perasaan?. that's not a good idea!" marah cheline.

Jack yang pekaan pun mulai mengelus punggung tangan cheline karena posisi duduknya tepat disamping cheline. "jangan marah" saran jack membuat cheline menormalkan nafasnya.

"tapi dengan itu kita punya bantuan bukan?" ucap wili.

"itu sama aja lo habis manis sepah dibuang, apalagi main manfaatin kebaikkan orang lain. Sadar gak sih kalian?" tanya cheline.

"gue ikutin saran lo wil" kini vanya bersuara membuat cheline membalakkan matanya terkejut, namun tiga cowok didepannya hanya tersenyum kemenangan.

"van jangan ngaco deh, lo bisa kejerat. Iya kalau sampai akhir lo gak ada rasa, kalau sampai ada rasa gimana?" tanya cheline.

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now