43🥀 : Jangan ambil tawanya lagi tuhan

37.1K 2K 32
                                    

Jika Aku tetap bertahan, apa bisa menjamin aku berakhir bahagia?
~Erina

Mumpung hari Spesial.
17 Agustus 2023, Dirgahayu Indonesia

"bang daren"

Jawaban erina mampu membuat vanya diam membisu. Oh tuhan apalagi ini?, mengapa banyak sekali rahasia disekitar vanya. "lo bercanda?" tanya vanya, mana mungkin ia bisa percaya semudah itu. Apalagi didepannya ini- ah sudahlah.

Erina menggeleng keras, dan menangis sesegukkan, "tuh kan!, lo juga gak percaya hiks. Segitunya bang daren nutupin identitas gue" tangis erina, dengan tangan bergerak mengelap air matanya.

"jadi bukan gue doang yang gak tahu?" gumam vanya, namun erina hanya diam saja. "kenapa lo gak berontak?" tanya vanya.

"untuk apa gue berontak kalau hasilnya tetap sama aja? , hiks... lo mau tahu gimana si jalang itu mampu ngerebut semuanya!?. Dia ngatain gue jalang, dia jebak gue seolah - olah gue jalang kayak dia. Mereka tutup mata van, gue benci itu" tangis erina.

Vanya hanya bisa menarik erina dan merengkuh tubuh lemah itu. sejahat jahatnya erina , ia tetap memiliki sisi lemah. Sisi yang membutuhkan kasih sayang serta membutuhkan rumah untuk tempatnya bercerita.

Bohong jika erina adalah gadis tangguh, ia adalah gadis yang tidak baik - baik saja. yang membohongi dunia dan berlagak . "gue jadi akin hiks... , lo beneran amnesia. Yang tahu gue adiknya bang daren adalah lo, inti scorpios dan jalang itu"

"jadi mereka udah tahu?"

Erina mengangguk dengan mulut yang masih mengeluarkan isakkan. "mereka jahat ya, mereka nyakitin hati gue. Ngerubah gue jadi gadis pendendam kayak gini hiks... " tangis erina.

"ada gue disini"

Erina nyaman dengan pelukkan ini, sudah lama tidak ada yang memeluk bahkan memberikan perhatian lebih kepadanya. dan kini vanya dengan mudahnya memeluknya, walaupun ia beranggapan ia adalah gadis pendosa yang tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.

"lo bisa berubah erina, berubah jadi lebih baik. Jangan jadi gadis lemah, lo bisa ngelawan semuanya"

Srot..

Erina menarik ingusnya, vanya hanya bisa mendengus kesal. Ini sedikit menjijikan.

"tapi gue gak bisa hiks"

"belum coba jangan langsung bilang gak bisa. Ayo sama sama kita memperbaiki diri, dan bekerja sama buat bongkar kebusukkan cewek itu"

Erine mengangguk dalam pelukkan vanya. "bonyok lo?" tanya vanya.

"dia jadi gak percayaan sama gue, dia jadis bersikap acuh sama gue. Karena jalang itu hiks. Bahkan mereka lebih percaya ke dia!" tangis irene.

"yang sabar ya, sekarang lebih baik jangan nangis. Mana nih sikap angkuh lo itu?" goda vanya yang mampu membuat pelukkan erina terlepas.

"gue gak angkuh ya!" ucap erina membela diri.

"gak angkuh ya?" gumam vanya dengan kekehan, erina mendengus kesal membuat vanya menahan tawa.

Vanya melirik novel yang berada di atas sofa, yang dimana mereka sedang duduk disofa roftoop. "gue kira baca buku pelajaran" celetuk vanya membuat erina melihat novel yang tadi ia pinjam.

Erina menggelengkan kepala pelan, "males, mana ada gue suka baca buku yang berkaitan sama pelajaran. Rajin banget" jawab erina membuat Vanya terkekeh.

"iya, kenapa gue lupa ya. Kan lo o'on. Males belajar lagi" ejek vanya dengan tatapan yang begitu menjengkelkan menurut erina.

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now