19🥀 : Flashback II

45.7K 2.2K 13
                                    

Selamat membaca ⛅
Votmennya jan lupa:'
Sarangbeo.

"aku kesini karena aku benar - benar terpaksa nyonya, keadaan yang memaksaku" lirih Lerina.

"janin diperutku membutuhkan seorang Ayah, tapi disisi lain Ayahnya mempunyai keluarga. Aku tak pantas menghancurkan hubungan kalian" ujar Lerina, "aku hanya minta rawatlah aku selama aku hamil anak dari tuan Agra, aku tak meminta untuk dinikahi. Dan aku tak akan rela untuk menggunggurkan bayiku" sambung Lerina.

"rawat aku sembilan bulan saja, setelah lahir aku akan membawanya pergi dan aku janji tak akan membongkar ke publik maupun memberikan marga mu ke dalam nama anakku" ucap Lerina, "kejadian minggu lalu adalah kecelakaan yang seharusnya tak terjadi, aku disini merasa begitu hina. Aku mengobrak abrik kehidupan kalian yang semula harmonis, jadi aku mohon terima aku. Aku tak meminta tinggal disini, tapi lengkapi lah kebutuhan ku selama mengandung janin ini" pinta Lerina dengan air mata yang menetes.

"tapi kau nanti akan terluka jauh lebih parah" ucap mama Sinta dengan nada lirih, hatinya sakit. walaupun ia kecewa, tapi jauh dilubuk hatinya ia begitu prihatin dengan Lerina.

"tidak apa apa, setidaknya dosaku tidak menambah karena menghancurkan kehidupan yang kalian jalin"

"bagus jika kau sadar diri" ketus opah Vero membuat Lerina tersenyum kecut. "memang seharusnya wanita yang tiba tiba datang dan mengaku dihamili itu harus memiliki batas, sebagaimana putraku memiliki istri yang merupakan menantu kesayanganku"

"mas" tegur omah Alice namun tak opah Vero gubris.

"aku akan bertanggung jawab melengkapi kebutuhan hidupmu, selama kau menepati apa yang kau ucapkan tadi" ucap papah Agra membuat Lerina tersenyum tipis.

Beberapa bulan berlalu, dimana bulan bulan kemarin Lerina tinggal disebuah apartemen milik papah Agra yang selalu omah Alice dan mama Sinta kunjungi.

Lerina bersyukur, setidaknya di dunia ini masih ada yang menganggapnya ada, dan menyayanginya. Walaupun ia sadar jika ia telah melukai hati mereka.

Tepat 9 bulan sekarang. omah Alice, papah Agra, mama Sinta dan opah Vero menunggu di luar ruang operasi yang dimana didalam ruangan tersebut dokter sedang melakukam tugasnya yaitu membantu persalinan Lerina.

Tak ada yang menemaninya didalam, karena itu atas perintah Opah Vero. Opah Vero tak ingin publik mengetahuinya, karena yang mereka tahu keluarga Abirael membantu saudara jauhnya. Sungguh kejam, namun memang begitu lah hati opah Vero.

Ceklek

Pintu ruang operasi terbuka, menampilkan dokter yang keluar dengan melepas tudung operasi dan menatap mereka dengan tatapan sayu. "bayi sudah lahir dengan selamat dan tidak kekurangan apapun. Namun sang ibu tidak tertolong akibat pendarahan yang begitu hebat" ucap dokter bername tag Ella.

Pendarahan terjadi akibat Lerina yang terpeleset di kamar mandi, untung saja omah Alice dan mama Sinta ada disana karena berkunjung, jika tidak-Maka mereka tak akan selamat, namun kenyataannya Lerina tak selamat dan meninggalkan bayi mungil itu.

"maaf" ucap sang dokter dan meninggalkan mereka yang terdiam.

Omah Alice dan mama Sinta langsung memeluk satu sama lain, mereka sedih saat wanita yang sudah dianggap keluarga itu malah pergi meninggalkan mereka terlebih meninggalkan seorang bayi mungil yang masih membutuhkan sosok ibunya.

Begitupun juga papah Agra dan opah Vero. Papah Agra merasa bersalah dan opah Vero pun sama. Terlebih opah Vero mengingat bagaimana perilakunya yang membuat Lerina sakit hati namun tak membuat Lerina benci kepadanya.

Mereka masuk keruangan, dan papah Agra mulai mengumandangkan adzan karena memang itu tugasnya apalagi ia adalah ayah dari bayi mungil ini. "semoga kau tenang Lerina... "ucap papah Agra.

"aku akan berusaha, Lerina. Berusaha menjaga putramu dengan baik" ucap mama Sinta.

Satu minggu berlalu, kini di ruang tengah opah Vero memandang sengit anak dan menantunya, "kalian gila?, kalian mengambil keputusan untuk merawatnya?" tanya opah Vero dengan nada tak santai.

"iya" jawab mereka berdua secara bersamaan.

"sebenarnya apa yang terjadi kepada kalian!?, kau ingin membuat ku malu dihadapan orang banyak?, anak Vero merawat putra yang hadir karena hubungan terlarang!?"

"Mas!" tegur omah alice, "batasi cara bicaramu, setidaknya berpikirlah jernih sebelum berbicara!" peringat omah Alice.

"kalian tahu kan alasan aku marah, karena ini tidak sesuai yang seharusnya-"

"karena Lerina sudah meninggal, yah. Mas Agra punya kewajiban menjaga putranya, dan aku tak keberatan. karena Nathan juga anak aku, Walaupun bukan anak kandungku" ucap mama Sinta.

"kau merusak citra Abirael, Agra!"

"memang benar. memang aku yang merusak nama baik marga mu, yah. Tapi apa daya ku?, kesempatanku hanya menjaga anakku. Anak yang ditubuhnya ada darahku, dan anak yang seharusnya tak menerima kehidupan yang kelam ini"

"aku gagal menjadi putra yang baik, tapi setidaknya aku tak menjadi ayah yang buruk untuk putraku" sambung papah Agra. "dia malaikat yang hadir untukku, dan aku tak akan menyia nyiakkannya."

"pokonya aku tak mau tahu!, tutupi identitasnya. Jika tidak, tangan ku ini yang akan membuatnya tak bernyawa!"

"Ayah!/Mas!!" tegur mereka bertiga.

"aku berikan kau kesempatan, satu tahun ia boleh tinggal disini dan tak boleh keluar Mansion, setelah satu tahun ia tak boleh menginjak mansion ini lagi. Terserah jika kalian ingim merawatnya, tapi satu! kalian harus tinggal disini tapi tidak dengan bayi itu"

"jika iya, aku tak akan menyentuhnya. Karena yang pantas menjadi cucuku hanyalah anak dari rahim Sinta, bukan Wanita asing" ucap opah Vero setelah itu ia meninggalkan mereka bertiga yang sedang berpikir keras.

Dan terpaksalah mereka mengikuti ucapan opah Vero, dan mereka bertiga memberikan Nathan sejuta kasih sayang, walaupun terbatas.

Flashback off

Takut takut gimana kalau publish bagian ini, karena mungkin jawabin rasa penasaran readers, tapi bagi yang mau ninggalin karena bosen, bentar deh...

Cipu kasih tahu ya, ini bukan topik yang dibahas, bakalan ada berbagai chpter yang bakalan masuk ke adegan utama. Dimana sosok itu hadir...

Tbc.

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now