11🥀 : Jamkos? Horee!!

51K 2.6K 5
                                    

Selamat membaca ⛅
Votmennya jan lupa:'
Sarangbeo.


Di kelas vanya.

ia melupakan satu hal, Raya!. Kenapa ia tak melihat Raya dikelasnya maupun di sekolahnya?. Ia pun menatap Irene yang sedang fokus dengan bukunya.

Ia mencolek lengan Irene, membuat pekerjaan sang empu terhenti. Lalu Irene menatap wajah Vanya, "ada apa Vanya?" tanya gadis itu.

"lo kenal Raya gak?" tanya vanya.

"Raya Evelin Adison yang sahabat kamu itu kan?"

"gue gak tahu nama lengkapnya, tapi kayaknya iya sahabat gue. Lo tahu dia dimana?"

"dia pergi ke London" jawab Irene membuat mata Vanya melotot sempurna.

"bukannya dia di Indonesia kemarin?, beberap hari yang lalu dia dateng ke gue" tanya Vanya.

"Vanya, Raya kan emang tinggal di london tapi darah indonesia. Kan kamu juga tahu ka- oh iya deng aku lupa kalau kamu amnesia." ucapnya sambil menepuk pelan keningnya. "raya mungkin langsung terbang ke London lagi, mungkin pas dengar kabar kamu sakit dia langsung terbang ke Jakarta" jawabnya.

"tapi lo kenapa kenal dia?"

"siapa sih yang gak kenal Raya?, dia kan sama kaya nya kayak keluarga kamu. Dia juga sering upload foto kamu. Tapi dia juga sering ke Indonesia buat nemuin kamu" ucap Irene dan Vanya mengangguk.

"kenapa dia bisa kenal gue ya?" gumanya.

"kan almarhumah ibu kamu teman lamanya ibu nya Raya" jawab Irene dengan nada lelah. "sempat ada beritanya loh di tv, keren ya bisa masuk tv." sambungnya saat melihat Vanya hendak bersuara.

"almarhumah?" gumamnya pelan. "argh! Bego, kenapa lo gak nyadar kalau emak nya Vanya gak ada dirumah!?" batinnya kesal, "berarti ibunya Vanya meninggal, dan sekarang ketangkep! maksud dari kata pembawa sial yang mereka ucapkan. Mungkin aja Vanya yang menjadi alasan kepergian sang ibu?" batin vanya sekali lagi

Tet...

Bel sekolah berbunyi, menandakan pelajaran berganti mapel. Guru yang bernama Wandi itu membereskan bukunya dan pamit untuk meninggalkan kelas.

Mereka tiba tiba memekik bahagia, membuat Vanya sedikit terkejut. Tak lupa Nanda dan Rayhan duduk di meja yang berada di depan dengan membawa sapu yang diberikan oleh Fahmi Aldomani.

"NYANYI KUYY!!" Teriak Nanda.

"GAS LAH!!" balas teman sekelasnya dengan teriak.

Dan mereka mulai bernyanyi bersama dengan nanda yang menyanyikkan awal lirik supaya teman temanya tahu lagu apa yang ia nyanyikan.

Rungkad

Entek entek an

Kelangan koe sing paling tak sayang

Stop mencintaimu

Gawe aku ngelu

Mungkin, Aku terlalu cinta

Aku terlalu sayang nganti
Ra kroso dilarani

Pancen

Ku akui kusalah

Terlalu percoyo mergo

Mung nyawang rupo

Saiki aku wes sadar

Terlalu goblok mencintaimu

Rungkad

Entek entek an

Kelangan koe sing paling tak sayang

Bondoku melayang tego tenan

Tangis tangisan

Rungkad

Entek entekan

Tresno tulusku mung dinggo dolanan
Stop mencintaimu

Gawe aku-

"hei kenapa kalian heboh sekali" dan ya... Nyanyian terhenti saat seorang guru killer dengan kacamata hitam masuk dan mengetuk pintu keras tiga kali, dia Pak Ruslian. "kalian mengganggu jam pelajaran saya!" marahnya.

Dan mereka semua meneguk ludah secara kasar, "kalian gak belajar!?" tanyanya dan mereka menggeleng apa adanya. "kenapa?"

"jam kos pak, bu Rita absen tidak mengajar" jawab deva.

"gunakan waktu buat belajar, bukan nyanyi nyanyi kayak gini!. Berisik!" marahnya lalu pandangannya mengarah kepada Fahmi, Nanda dan Rayhan yang masih duduk dimeja. "kalian kekurangan kursi sampai duduk dimeja?" tanyanya dan mereka menggelengkan kepala pelan.

"duduk dikursi masing masing!, atittude nya tolong lebih diperhatikan!" tegasnya dan mereka bertiga mulai menuju kursinya dan duduk tanpa menimbulkan suara.

Jika mereka sedang menahan kegugupan akibat dimarahi, beda dengan Vanya yang menahan tawanya agar tak pecah. Mereka seperti kelinci penurut dan jangan lupakan wajah mereka yang aneh saat tertekan.

"yasudah bapak tinggal, kalian jangan berisik lagi!" ancamnya, mereka mengangguk lalu pak rusli meninggalkan mereka yang bernafas lega.

"lagi enak - enak juga nyanyi" kesal Nanda dengan mencebikkan bibirnya kesal.

"tau tuh pak Rusli ganggu - ganggu aja. Rajin banget negur kita" kesal Fahmi.

"lagian juga jam kos, kenapa malah kena siraman qolbu" decak Rayhan

"hahaha" dan tak bisa lagi Vanya menahan tawanya, mereka menatap Vanya bingung. "kenapa lo, Van?"

"komuk lo pada melas banget, anjir. Perut gue sampai sakit ngelihatnya" ucapnya dengan tawa membuat mereka semua menatapnya kesal. Saat menyadari mereka tak tertawa melainkan menekuk wajahnya, ia langsung menormalkan ekspresinya. "hehe, peace kak." ucapnya dengan menunjukkan dua jari tanda berdamai

Tbc

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now