Extra Chapter I

22.3K 998 3
                                    

Votmennya jangan lupa!!

Typo tolong tandai

Happy Reading ❤️
...

Vanya menatap Wajahnya di kaca besar, "pucat banget gue, kayak zombie" gumam Vanya.

Ia berjalan keluar, melirik Emiliano yang masih tertidur pulas di ranjang king size miliknya.

Ia berjalan keluar, melirik Emiliano yang masih tertidur pulas di ranjang king size miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"kebo" gumam Vanya, ia pun berjalan keluar kamar menuju dapur.

Menatap para maid yang sedang sibuk menyiapkan makanan, "nyonya? Butuh sesuatu?" Tanya Kepala Maid, bernama Bi Ajeng

Vanya menggeleng pelan, "saya cuma mau bantuin masak buat sarapan" jawab Vanya.

"Aduh nyonya, Tidak usah saja ya? Takutnya tuan Emil marah besar" larang Bi Ajeng.

"Gak bi, nanti kalau marah saya marahin balik"

"Aduh jangan dong nyonya" ucap Bi Ajeng yang terlihat cemas. "Bi, gak apa apa ya. Asal saya gak luka aja, saya kan yang mau sendiri" jelas Vanya membuat Bi Ajeng terpaksa mengangguk.

Saat sedang asyik memasak, sebuah tangan melingkar di perutnya dan ia sudah tahu siapa pemilik dari tangan tersebut. "Emil, jangan ganggu" decak Vanya.

Namun Emiliano tetaplah Emiliano, ia mencium ceruk leher Vanya. "Siapa yang mengizinkanmu memasak?"

"Jangan mulai deh posesifnya" kesal Vanya.

"Bukan Posesif, takut kamu luka sayang" koreksi Emiliano.

"Sama aja" ucap Vanya. "Duduk aja, ini bentar lagi selesai"

"Gak mau"

"Terserah"

"Kenapa marah - marah terus akhir akhir ini, hm?"

"Gak, siapa yang marah"

"Kamu"

"Enggak ya, suudzon"

"Yaudah deh," Pasrah Emiliano, ia melepaskan pelukannya dan duduk dimeja makan. Memperhatikan Istri kecilnya dengan senyum tipis.

"Emil, ambilkan keju dong"

"Buat apa?"

"Bikin rotilah" Ketus Vanya Emiliano mengangguk, ia pun mengambil keju dan memberikannya kepada Vanya.

Dengan senang hati ia menerimanya, keju adalah makanan kesukaannya. Tanpa Ragu ia mencium aroma Keju itu, namun ia merasa bau keju ini sangat aneh.

Perutnya terasa bergejolak, dengan gerakkan cepat ia melempar keju tersebut di meja makan dan menuju kamar mandi didekat dapur.

Emiliano pun tanpa sepatah kata langsung mengikuti Vanya, memijat tengkuk Vanya dengan Vanya yang terus memuntahkan cairan bening. Maid yang tak jauh dari dapur pun segera mengambil posisi untuk melanjutkan masakkan yang telah ditinggalkan oleh Vanya.

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now