44🥀 : Mommy Vanya

37.7K 2K 32
                                    

Melihat senyummu ibarat melihat pelangi. Indah, langka, dan menyejukkan mata.
~emiliano.

Fyi : part ini gaje. Yang gak suka bertele - tele, mohon skip saja.

pukul 15.02

Di jalan merpati putih 03. Di resto Megati Bintang.

Vanya menatap pintu resto ini, menunggu kehadiran seseorang yang sudah ada janji temu dengannya.

Dan yang ia tunggu - tunggu datang, pria itu datang dengan seorang gadis kecil. Wait? siapa anak kecil itu!? Pikir vanya.

"apa saya terlambat?" suara deep voice itu membuyarkan lamunan vanya, ia kini terlihat eperti gadis linglung. Lalu setelah sadar ia pun langsung menggelengkan kepala.

"gak kok, pas pukul 15.03" jawab vanya dengan menunjuk ponselnya yang menapilkan pukul 15.03.

"syukurlah" helaan nafas lega dari pria didepannya. Emiliano.

vanya menatap gadis cantik yang masih berdirik disamping emiliano. "perkenalkan dia luna, putriku" ucap emiliano saat ia tahu isi kepalanya.

Gadis itu menunduk takut, dan vanya mengerti bahwa gadis itu takut dengannya. Vanya menatap emiliano dengan tatapan meminta penjelasan. "jadi lo udah punya anak?" tanya vanya dengan nada tak percaya.

"bukan-"

"sepertinya gue benar - benar salah tuan emiliano," ucap vanya hendak bangkit namun emiliano mencekal lengannya membuat pergerakkan vanya terhenti.

"biar saya jelaskan."

"gak perlu" ucap vanya.

"biar saya jelaskan dulu, dengarkan baik - baik. Tidak baik langsung menyimpulkan pendapat sendiri"

Vanya menghela nafas kasar, menatap kesal emiliano yang berada dihadapannya. "cukup deh tuan emiliano, kasihan tuh anak lo ketakutan" tegur vanya menatap luna yang merasa tidak nyaman.

Emiliano hendak mengucapkan sesuatu, namun suara lembut menghentikan gerakkannya. "kakak cantik, luna hanya anak angkatnya daddy emil"

Suara pelan dan lembut itu membuat vanya dan emiliano menatap gadis itu yang kini mulai mendongakkan tangannya. "ma-maksudnya?" tanya vanya yang tiba - tiba tergagap.

Emiliano meraup wajahnya kasar. "dia putri angkatku, aku belum menikah. Karena yang pantas aku nikahi adalah dirimu, kau adalah milikku. Dan aku enggan melepasmu" jawab emiliano.

Vanya terdiam, ada rasa aneh diperutnya seperti ada kupu - kupu berterbangan didalam perutnya. "maaf ya luna, " maaf vanya yang merasa tak enak, ia tak ingin ikut campur dengan hubungan kedua makhluk didepannya.

"apa tujuanmu mengajakku bertemu?, bukannya kau begitu tak suka dengan diriku?". Pertanyaan itu membuat vanya terdiam, ia berdehem pelan mengurangi rasa kecanggungan yang takut malah membuat pria ini curiga.

"gue hanya sedang berusaha ngajak lo baikkan, begini... sejak awal bertemu gue bersikap menjengkelkan ke elo-"

"lupakan" sela emiliano dengan nada santainya.

Vanya terkejut bercampur bingung. "lupakan apa?" cicit vanya.

"hm, lupakan yang lalu. Aku mengerti, kau memang seperti itu saat kesal bukan?" jawab emiliano dengan menaikkan sebelah alisnya.

"bukan, itu pas lagi pms. Lo tahukan gimana sikap cewek kalau lagi- ah sudahlah, lo cowok mana mungkin ngerti" decak vanya. "intinya sikap gue kemarin itu, karena gue udah terlanjur gak suka. tapi sekarangkan udah beda-"

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now