55🥀 : Eldrick Jon Petter

23.8K 1.2K 5
                                    

Hay Hay Hay. Cipu kembali!

Votmennya jangan lupa.

Update double!

Happy R eading

"Jujur sama Abang, Om - om tadi beneran pacar kamu?" Tanya Marvel dengan Nada lembut.

Saat ini Marvin dan Marvel tengah berada dikamar Vanya untuk meminta penjelasan perihal Siapa itu Emiliano. Vanya yang terasa terintimidasi pun diam dengan perasaan tertekan, "i-iya" jawabannya dengan gugup.

"Vanya. banyak cowok diluaran sana yang lebih muda, tampan, mapan dan lebih segalanya dari dia." Jelas Marvin.

Vanya menggelengkan kepalanya pelan, "Emiliano beda dari cowok lain" jawab Vanya.

"Dia itu bukan cowok baik baik—" ucap Marvel yang tersela oleh Vanya

"Awalnya Abang juga gitu bukan?" Tanya Vanya yang tak terima, entahlah hatinya merasa tidak terima saat Emiliano dikatakan pria tidak baik. "Emiliano baik, baik buat aku" sambungnya

"Dia pria matang, bisa aja kamu cuma di jadiin mainan buat dia!." Kesal Marvin membuat Vanya terdiam.

"Emiliano bukan cowok kayak gitu"

Marvin dan Marvel pun menghela nafas kasar, "Abang bakalan lapor ke Daddy, biar masalah ini Daddy yang urus" ucap Marvin.

"Jangan" Larang Vanya membuat kedua kening abangnya itu mengerutkan. "Please jangan aduin Daddy"

"Abang gak ngadu, Abang cuma mau Daddy tahu pria mana yang kamu jadiin pacar." Jelas Marvin.

Vanya menggeleng pelan, "untuk kali ini rahasiain dulu bang, Please" mohonnya.

Kedua abangnya saling pandang, kemudian setelah itu mereka menghembuskan nafas kasar dan mengangguk, membuat senyum Vanya terbit. "Kalau sampai dia nyakitin kamu bahkan buat kamu nangis, jangan harap kami bakalan biarin dia deketin kamu lagi" ucap Marvel.

"Ngomongin apa sih?" Tanya Alex di ambang pintu, mereka bertiga pun menjadi gugup. "Ah, itu kita lagi debat masalah.... " Ucap Vanya yang digantung.

Alex terdiam, menunggu kelanjutan sang adik. "Ada tugas tentang sejarah" timpal Marvel.

"Terus? Kan kamu sama Vanya beda kelas" tanya Alex.

"Hm, cuma nanya materi doang. Kan si Vanya otaknya lebih encer dari kita" balas Marvel membuat Alex mengangguk ragu dan meninggalkan mereka menuju ruang kerjanya

"Kak, gue izin deh"

"Baru juga nyampe. Mau kemana sih?" Tanya Marvin.

"Mau ke temu inti Verolice" balasnya membuat mereka terdiam.

"Vanya, Abang mau tanya. Tapi jawab dengan jujur" ucap Marvel dan Vanya mengangguk.

"Kenapa Lo bisa Deket sama Verolice?" Tanya Marvel

"Karena.... Karena... " Vanya menjentikkan telunjuknya di dagu, Aish! Apa yang harus ia beritahukan kepada mereka?. "karena, pas kalian ngejauhin gue. Gue ketemu sama mereka, mereka bantuin gue, ngasih warna disetiap perjalanan hidup gue, ada dan sedia disaat gue butuh mereka. Dan itu buat gue dan mereka dekat" ucap Vanya yang berbohong.

"Tapi, Lo tahukan? Kalau Scorpios dan Verolice itu saling bermusuhan karena ada masalah"

"Tapi bang, yang bermusuhan itu hanya Scorpios dan Verolice. Bukan hubungan kita" balas Vanya.

"Selagi masih ada waktu, kita bisa kok buat kedua kubu itu damai"

"Caranya?"

"Suatu saat pasti ada acara buat itu, asalkan kita yakin bahwa mereka bisa  damai. Karena damai itu lebih bagus ketimbang bermusuhan" jawab Vanya

Naya Transmigration (END)Where stories live. Discover now