22🥀 : Who is Y?

47.5K 2.4K 1
                                    

Mencintaimu dalam diam, menimbulkan luka yang paling dalam.

Selamat membaca ⛅

Votmennya jan lupa:'
.
Sarangbeo.
.
Typo tolong tandai, agar mudah dibetulkan

Sekarang vanya berjalan masuk kedalam kamarnya, ia ingin mencari tahu semua yang bersangkutan dengan vanya dan ibunya.

Ia mengobrak abrik lemari besarnya itu, hingga ia menemukan suatu kotak di bawah tumpukkan pakaian.

Vanya mengambil kotak itu, kota berwarna biru tua yang menarik perhatiannya. Ia buka kotak itu yang ternyata berisi gelang emas dengan beberapa pernak pernik berlian dengan huruf 'Y'.

Ia mengambil gelang ini, dan menimang nimang gelang di tangannya. "bukan barang bukti" ucap vanya

Ia menatap lamat gelang itu, hingga menyadari sesuatu " Y?" gumanya, "perasaan vanya gak punya awalan huruf Y deh" cicitnya.

"keluarganya juga, terus gelang siapa? Ibunya juga bukan"

"coba gue tanya bi asih aja" ucap vanya dan segera keluar kamar, mencari keberadaan bi asih yang ternyata dlberada didapur.

Ia berlari kecil melewati alex dan mahendra yang sibuk dengan pekerjaan mereka di ruang tv sambil ditemani kopi. Mahendra dan alex melirik vanya yang berlari kecil ke arah bi asih.

"bi!" panggil vanya, "iya ada apa non?" tanya bi asih.

"mau tanya" ucapnya, "bibi tahu gelang ini punya siapa gak?" tanya vanya sambil menyodorkan gelang tersebut.

Bi asih memandang setiap inci gelang itu lalu menggelengkan kepala, "bibi gak tahu non, memangnya ini bukan punya non vanya?" tanya bi asih.

"vanya gak tahu ini punya vanya atau bukan, karena namanya ini huruf 'Y' " ucap vanya.

"coba tanya tuan sama aden aja non" saran bi asih

"gak jadi deh bi vanya ke kamar aj-"

"sini abang lihat" sahut alex yang mendengarkan percakapan mereka. Alex menatap vanya dari kejauhan dan mengkode tangannya agar vanya menghampirinya.

Dengan hembusan nafas kasar vanya berjalan menghampiri alex dengan malas, "mau tanya apa?"

"gue gak mau tanya sama lo kok" sela vanya 

"iya deh, sini kasih tahu aja. Tadi kamu tanya apa sama bi asih?" tanya alex

"lo tahu gelang ini gak?" tanya vanya dengan terpaksa sambil memperlihatkan gelang itu, "enggak" jawab alex

Vanya memutarkan bola matanya malas dam berdecak, "ck, percuma gue nanya" kesalnya.

"sini coba daddy lihat" sahut mahendra

Vanya menatap mahendra yang menatapnya, apa yang terjadi pada pria tua ini?. Vanya memperlihatkan gelang nya kepada mahendra.."punya siapa?"

"gak tahu"

"kok gak tahu!?" tanya mahendra, "ya gak tahu lah, kalau tahu juga gak bakalan tanya" decak vanya membuat mahendra menghela nafas kasar.

"huruf Y, Gak ada di keluarga kita yang berawalan huruf Y."

"kalau teman dekat?" tanya vanya.

"Y, ada dia teman daddy waktu sma" jawab mahendra.

"wanita atau pria?" tanya vanya.

"wanita, namanya yolla adininsetya. Tapi belum tentu juga itu gelangnya" jawab mahendra

"tapi pernah kesini gak?, atau bertemu setelah lulus sma gitu kecuali reuni"

"pernah" jawab mahendra, "sebelum istri saya meninggal" ucap mahendra yang berubah dingin dan pergi meninggalkan alex dan vanya.

"kenapa berubah tiba - tiba" cicit vanya menatap punggung mahendra yang lana kelamaan menghilang, "oke, kita harus selidiki wanita bernama yolla itu. Bisa jadi dia dalang kecelakaan itu dan wanita yang pernah mencekik mommy vanya sebelum kecelakaan itu. Semoga bukti lainnya ketemu" gumamnya lalu pergi meninggalkan alex yang mendengar nya sedari tadi.

"dalang kecelakaan?, mencekik mommy sebelum kecelakaan?. Ada yang tidak beres!" ucap alex dan menutup laptop yang ada di pangkuannya.

•••

Pagi hari, di sekolah Gratama School sedang diadakan upacara.

ketika yang lain sedang khidmat menjalankan upacara satu siswi yang tidak lain dan tidak bukan adalah vanya terus terusan mendumel membuat irene dan teman sekelasnya menggelengkan kepala.

Vanya mengibas kibaskan tangannya di wajahnya, "haus banget, ke kelas duluan boleh gak sih?" tanya vanya ke irene yang  sedang fokus mendengarkan guru berbicara.

"sabar vanya, sebentar lagi" jawab irene melirik vanya yang berada disampingnya.

"sebentar lagi - sebentar lagi" ejeknya menatap irene jengkel, "tuh kepsek sebenarnya ngasih amanat apa ngasih hukuman sih?. Gak tahu muridnya capek apa!" kesalnya.

"sabar vanya... " ucap irene membuat vanya menekuk wajahnya kesal.

Terpaksa vanya menghadap kedepan dan mulai mendengarkan kepsek berbicara di tengah lapangan, "karena satu bulan lagi hari ulang tahun sekolah kita yang tercinta, maka akan diadakan perlombaan dan pentas seni untuk memeriahkan hari ulang tahun sekolah kita" ucap pak kepsek, "jadi mohon untuk osis di urus acara dan disesuaikan supaya kegiatan bulan depan berjalan lancar"

Setelah selesai upacara, para siswa/i bubar meninggalkan lapangan begitupun vanya.

Ia masuk kekelas dan duduk di pinggir jedela menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. "JAM KOS GAIS!!" teraik letta sambil membawa topi upacara di tangannya.

"seriusan?" timpal nanda dan letta mengangguk.

"Asikk" teriak seluruh murid yang tak membuat vanya terganggu, karena sedari tadi vanya hanya menikmati udara dipinggir jendela.

vanya melirik kearah bawah, disana ada liana yang sedang berjalan ditaman belakang sekolah dengan mengendap - endap. Dan itu pun berhasil mencetak senyum miring dari bibir vanya.

ia langsung bangkit dari duduknya, dan ia pun berjalan keluar kelas tanpa memerdulikan teman - temannya yang menatap punggungnya bingung.

"mau kemana tuh si vanya?" tanya letta namun dibalas gelengan oleh mereka semua.

Votmen jan lupa

Naya Transmigration (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz