Special Eid Mubarak

5K 285 5
                                    

Hai hai para readers ~

Kesibukan author akhirnya selesai dan cerita akan kembali di update setelah ini. Untuk permulaan, author comeback dengan part special dulu deh. Selamat menikmati





***




1. Bikin kue

"Eh itu tepungnya kenapa ditaburin??"

"Kenapa gulanya dilelehin??"

"Kenapa juga itu kacang digiling?!!"

Evelyn, "...."

Apakah sudah terlambat untuk menyesal??

Setelah puasa selama 30 hari, tibalah saatnya untuk hari kemenangan yang tak lain dan tak bukan adalah Hari Raya Idul Fitri. Mengingat kegiatan di dunianya dulu, Evelyn mendadak mendapat ide untuk membuat kue. Dan di sinilah dia berakhir, di dapur akademi.

"Kau terlalu berisik!" ucap Adelia kesal. Mukanya yang mulus bak permukaan air sekarang sudah tercoreng oleh bubuk putih yang tidak lain adalah tepung. Celemek di tubuhnya juga sudah penuh dengan noda mentega dan tepung.

"Hah? Aku ngga berisik tuh," balas Elicia dengan muka polosnya kemudian kembali mengekor Evelyn yang masih bolak balik dari meja ke kompor.

"Memangnya kamu buat apa sih?" tanya Elicia penasaran. Kenapa rasanya ribet sekali kue yang dibikin Evelyn ini?

"Bolu caramel, putri salju, kastangel, lidah kucing, nastar, sagu bakar, kue keju, hmm apa lagi?" jawab Evelyn sambil menjaga temperatur api yang sedang melelehkan gula.

"Ealah banyak amat! Enak kah? Perasaan aku baru dengar semua nama kue itu deh," tanya Elicia penasaran yang sempat jantungan denger list nama kue dari mulut Evelyn.

"Coba aja nanti," jawab Evelyn.

"Oh iya, perhatiin pemanggang kuenya," ucapnya mengingatkan.

"Aman kok! Kan aku yang jaga--"

DUAR!!!

Kwak! Kwak! Kwak!

Adelia, "...."

Elicia, "...."

Evelyn, "....."

"Aman, eh?" cibir Adelia sementara Elicia yang mukanya kini sehitam arang hanya nyengir polos menampakkan deretan gigi putihnya.

"SANA KELUAR!!" usir Evelyn dan Adelia bersamaan.

.

.

.


2. Saling memaafkan

Brak!

"Hello teman-teman!!"

Tiga gadis yang tengah bersantai di kamar Evelyn seketika mendelik kaget ke arah pintu sambil menatap gadis berambut pink di sana yang sok kenal sok dekat dengan tatapan tajam.

"E-e-apaa? Aku kan cuma nyapa!" seru Lilia yang ikutan jantungan lantaran ditatap tajam oleh tiga pasang mata.

"Ya nggak gitu juga keles! Emang kita temenan?" balas Elicia memutar mata jengah sementara Evelyn dan Adelia hanya menyimak di samping sambil makan keripik kentang.

"Nggak lah! Kita kan musuh," jawab Lilia tanpa pikir dua kali.

"Nah itu tau!!"

"Tapi kan besok udah hari raya, jadi kita itu harus saling memaafkan bestiee," ucap Lilia beralasan dengan senyum berbunga-bunganya yang tentunya menyebalkan di mata Elicia.

I Refused to be a Non-Brained AntagonistWhere stories live. Discover now