Part || 43

9.1K 1.4K 68
                                    

"Eve!"

Evelyn yang tengah berjalan di lorong akademi dengan beberapa buku di tangannya berhenti sejenak mendengar suara seseorang memanggilnya. Sepertinya familiar tapi siapa ya? Hoho, maafkan Evelyn karena tidak mengingatnya dengan baik walau sebenarnya dia tahu siapa itu.

"Ah, akhirnya aku menemukanmu."

Evelyn berbalik menatap sosok gadis berambut pink yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Lilia? Ngomong-ngomong, bukankah gadis ini terlalu keras kepala? Evelyn ingat dia sudah bilang untuk tidak mengganggu atau mendekatinya. Dia lupa atau pihak lain lupa?

"Ada apa?" tanya Evelyn.

"Aku ingin memberikan ini," jawab Lilia sambil menyodorkan surat undangan.

"??"

"Minggu depan, Pangeran Charles dan aku akan mengadakan pesta pertunangan," ucap Lilia dengan wajah bersemu merah.

"Eve, apakah tidak apa-apa? Ka-kalau kamu keberatan, aku bisa menolaknya..."

Evelyn melihat undangan di tangan Lilia dengan tatapan bingun sebelum melirik gadis berambut pink itu. Kenapa dia keberatan? Kalau Charles dan Lilia mau bertunangan, ya bertunangan saja. Kenapa pula dia ikut terlibat.

"Kenapa aku keberatan?" tanya Evelyn.

"Huh? I-itu, bukankah kamu sangat menyukai pangeran?" tanya Lilia takut-takut.

Evelyn, "...."

Evelyn, "???"

Kapan dia menyukai pria brengsek itu? ||-_-)

"Kau sepertinya salah memahami sesuatu dariku?" ucap Evelyn bertanya-tanya.

"Hah? Apa maksudnya?" Lilia bingung.

"Kapan aku menyukainya?" tanya Evelyn.

"Sebelumnya, bukankah kamu sangat menyukainya," jawab Lilia.

"Aku tidak--"

"Dia tidak."

Evelyn dan Lilia sama-sama terkejut dan sontak menoleh ke asal suara. Di sana, seorang pria muda dalam balutan celana hitam panjang dan kemeja maroon dengan jas tergantung di lengannya berjalan ke arah mereka. Lilia menatapnya penasaran sementara Evelyn menatap bingung.

"Elliot?"



.

.



Alarick menghela napas lelah merasakan bahunya kaku. Ah, penyakit bekerja semalaman ini, dia benar-benar harus memperbaikinya. Maklum, sebelumnya pria bucin satu ini menyibukkan diri dengan pekerjaan selama seharian penuh untuk mengalihkan dirinya dari depresi akibat komanya Evelyn.

"Benar, aku juga masih memiliki misi yang entah bagaimana caraku menyelesaikannya," gumamnya menghela napas lelah.

Rasanya Alarick ingin menculik Evelyn untuk kembali ke dunia mereka saja. Sayang sekali ia tidak tahu bagaimana caranya agar mereka bisa kembali. Ngomong-ngomong, urusan di dunianya, apakah akan baik-baik saja, ya?

'Semoga Kayla dan Keano bisa mengurusnya dengan bantuan Jeremy dan Diego,' batin Alarick berharap.

Alarick aka Elliot Ernest di dunia aslinya memiliki dua orang adik kembar, namanya Kayla Ernest dan Keano Ernest. Umur keduanya hanya terpaut tiga tahun dari Elliot. Jika Elliot berumur 21 tahun, kedua adik kembarnya itu berumur 18 tahun. Berbeda dengan Elliot yang berkecimpung di dunia bisnis, kedua adik kembarnya menolak untuk terlibat dalam urusan keluarga mereka, sehingga keduanya melompat masuk ke bidang yang mereka sukai.

I Refused to be a Non-Brained AntagonistWhere stories live. Discover now