Part || 49

6.3K 786 20
                                    

"Aku akan mengembalikanmu ke dunia itu. Keluargamu menunggumu, Nak."

"Jangan bercanda denganku, mereka tidak pernah memperhatikanku," jawab Evelyn menggelengkan kepalanya. Alasan ia kembali semata-mata hanya karena ia lebih suka tinggal di sana. Bukan karena ia merindukan keluarganya.

"Aku tidak bercanda, mereka benar-benar merindukanmu, Nak," jawab sosok tersebut.

"Ya. Merindukanku yang memberi mereka keuntungan," ucap Evelyn dingin.

Sosok itu tidak mengatakan apapun saat mendengar ucapan Evelyn. Gadis itu mungkin berkata dengan nada dingin, namun tidak ada kebencian yang terasa menguar darinya. Sosok itu tersenyum masam tanpa bisa Evelyn lihat. Tentu saja, bagaimanapun semua salahnya yang menyebabkan Evelyn menjadi seperti ini.

"Bagaimana kamu akan menghentikan pecahan jiwamu itu, Nak?" tanya sosok tersebut mengalihkan perhatian.

"Aku tidak bisa menjelaskannya," jawab Evelyn sambil menggeleng singkat. "Aku tahu kamu bisa melihatnya, jadi lihat dan saksikan sendiri," lanjutnya.

"Haha, kau benar-benar jiwa yang unik, Nak."

Sosok tersebut menunjuk Evelyn dan cahaya putih keemasan seketika mengelilingi Evelyn dan meresap ke dalam jiwanya. Evelyn yang tidak mengerti menatap sosok di hadapannya meminta penjelasan.

"Aku mengembalikan kekuatan aslimu dan memberimu sedikit kekuatanku. Mungkin aku merepotkanmu untuk ini, tapi kupastikan semuanya selesai jika kamu berhasil," ucapnya.

"Bagaimana jika aku tidak berhasil?" tanya Evelyn sambil menatap telapak tangannya.

"Kamu bukan tipe orang yang pesimis, Nak. Kenapa kamu menanyakan ini?"

"Tidak ada yang mutlak di dunia, bukan? Selalu ada jika yang menyertai segala sesuatu," jelas Evelyn.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi kali ini. Kalaupun kamu gagal, aku akan langsung menarikmu ke duniaku."

"Kupegang kata-katamu."

Sosok itu tersenyum menatap Evelyn di depannya. Cahaya keemasan masih melayang di sekitar Evelyn dan terus menyerap ke dalam jiwanya. Seperti yang diharapkan, itu adalah jiwa yang unik namun sayangnya kehilangan sepotong pecahan kecil.

"Kamu akan melupakan percakapan kita. Hanya setelah kamu bertemu dengan serpihan jiwamu itu, kamu akan mengingatku kembali."

"Sekarang, kembali dan tidurlah dengan nyenyak."

Ctik!

#Flashback end.

*

Evelyn terdiam saat ingatannya akan malam beberapa hari yang lalu kembali. Serpihan ingatan berulang kehidupannya sebagai Evelya juga turut menyertai. Evelyn bisa merasakan dirinya yang saat itu kehilangan harapan, namun kali ini ia tidak ingin semuanya berakhir sama seperti dulu.

"Sepertinya aku harus menyerapmu," ucap Evelya dingin.

Evelyn mendengus kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Kau terlalu berambisi," ucapnya mengomentari. Bagaimanapun, Evelya tidak terlalu berbeda jauh dengan dirinya.

"Apa maksudmu?" tanya Evelya bingung.

Evelyn tidak menjawab. Ia hanya mengulurkan tangannya ke depan, membuat Evelya bertanya-tanya tentang apa yang ingin dilakukan oleh gadis berambut pirang itu.

"Segel."

"AAAARGHHH!!!"

Sosok Evelya menjerit saat rantai cahaya yang tiba-tiba muncul dari lingkaran sihir di bawahnya merantai dirinya. Sang pelaku yang tidak lain adalah Evelyn hanya menatapnya diam sebelum mendekat. Ia tersenyum tipis di mata Evelya yang menatapnya dengan tatapan benci.

I Refused to be a Non-Brained AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang