Part || 40

10.6K 1.4K 36
                                    

"Senior."

Edgar berhenti berjalan dan berbalik menatap ke belakang. Tak jauh darinya, terlihat sosok gadis berambut hitam yang berjalan menghampirinya. Edgar heran, namun mengingat gadis ini adalah teman adiknya, Edgar akhirnya memilih untuk menunggu.

"Kamu membutuhkanku untuk sesuatu?" tanyanya.

"Ya," jawab Adelia.

"Apa?"

"Tolong menjauh dari Elicia dan Evelyn, Senior," ucap Adelia to the point.

"...apa? Apa maksudnya itu?" tanya Edgar bingung.

Adelia menatapnya sekilas sebelum menghela napas panjang. Melihat gadis di depannya yang seolah mengisyaratkan bahwa ia tak peka, Edgar mau tak mau merasa kesal. Hei, dia adalah pemuda yang sangat peka!

"Tidakkah kamu tahu kalau Elicia menyukaimu?" tanya Adelia dengan tatapan datarnya.

Edgar, "...."

"?!?!!"

Edgar tanpa sadar menutupi wajahnya yang merah merona  dengan punggung tangannya. Apa-apaan gadis ini? Kenapa blak-blakan sekali?! Tidakkah seorang gadis harusnya lebih tenang?

"A-apa yang kau katakan?!" elaknya dengan tatapan kesal tersirat malu.

"Oh, kupikir kau tidak menyadarinya. Tapi sepertinya tidak seperti itu," ucap Adelia dengan tatapan mengatakan oh-aku-tahu-itu.

"Kamu--"

Edgar yang tergugup akhirnya tidak tahu harus berkata apa. Pemuda itu pada akhirnya mendengus kesal dan memilih memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Apa yang salah jika aku dekat dengan mereka?" tanya Edgar begitu mendapatkan kembali ketenangannya.

"Sikapmu itu bisa membuat Elicia salah paham. Dia bisa saja cemburu dan jadi membenci Evelyn," jelas Adelia singkat.

"Tidak mungkin," ucap Edgar cepat.

"Kenapa?" tanya Adelia heran.

"Elicia adalah gadis yang baik. Aku tahu dia bukan gadis yang seperti itu," jawab Edgar pasti.

"Walau begitu, Senior, kau harus lebih menghargai perasaan seorang gadis," ucap Adelia dengan tatapan tajamnya. "Apakah kamu menyukainya?" tanyanya kemudian.

Edgar terdiam sejenak sebelum mengangguk singkat. "Aku menyukainya," ucapnya pasti.

"Kalau begitu tolong jaga perasaan Elicia dan jaga jarak dengan Evelyn," ucap Adelia.

"Menjaga perasaan Elicia tidak masalah, tapi menjauhi Evelyn itu mustahil," balas Edgar dengan senyum tipis yang tak bisa diartikan.

"Kenapa mustahil?" tanya Adelia bingung. Bukankah Elicia seorang sudah cukup? Apa senior ini tipe cowok playboy?

"Karena Evelyn adalah adikku. Dia adalah adik kandungku."



***



Adelia menatap Evelyn lekat-lekat sepanjang pelajaran mereka. Pikirannya dipenuhi dengan fakta pengakuan bahwa Evelyn adalah adik kandung Edgar. Ia bahkan tidak menyimak guru yang menjelaskan pelajarannya di depan sana.

Tapi bagaimana mungkin? Adelia benar-benar tidak menemukan ciri yang mirip di antara mereka berdua.

Apakah Edgar berbohong?

Tidak. Itu mustahil. Edgar tidak mungkin membuat kebohongan sebesar itu tanpa alasan. Yang ada, ia mungkin hanya akan mendapati dirinya dalam masalah.

Yang lebih membingungkan lagi, Evelyn terlihat tidak mengetahui tentang hal ini sama sekali!!

I Refused to be a Non-Brained AntagonistWhere stories live. Discover now