Part || 48

6.8K 820 7
                                    

Sosok gadis berambut hitam yang duduk di tepi danau di tengah hutan itu menghela napas melihat penampilannya. Ia menyibak poninya sesaat sebelum merapikannya lagi. Di sampingnya, sosok gadis yang terlihat mirip dengannya namun dengan warna rambut yabg berbeda melayang dalam diam. Ia menatap gadis berambut hitam itu lalu ikut mendudukkan diri di sampingnya.

"Evelya?" panggilnya.

"Astaga, aku tidak tahu kalau kamu mengenalku," jawab gadis berambut hitam itu. "Eve atau Evelyn?"

"Evelyn," jawab bayangan gadis berambut pirang.

"Baiklah, Evelyn," ucap Evelya mengangguk.

Keduanya diam tanpa niat mengatakan sepatah katapun hingga Evelyna berdiri dan bersiap pergi dari sana.

"Kamu akan menggunakan tubuh itu?" tanya Evelyn.

"Bagaimanapun juga, ini tubuhku," jawab Evelya sambil menyibakkan rambutnya.

"Tapi aturan dunia melarangmu ikut campur, Nona Evelya."

Deg!

"Ukh..."

Tepat setelah Evelyn menyelesaikan ucapannya, Evelya jatuh berlutut sambil mencengkeram dadanya. Wajahnya memucat dengan keringat dingin membasahi pelipisnya. Melihat ini, Evelyn menghela napas singkat lalu mengulurkan tangannya.

"Kembalilah ke tempatmu," ucapnya.

Evelya tertawa kecil mendengar ucapan Evelyn sebelum ia menepis tangan gadis berambut pirang itu. Ia menatap Evelyn dengan senyum dingin di bibirnya.

"Susah susah aku bisa kembali ke sini dan kau menyuruhku pergi?" tanyanya.

"Iya. Kau hanya akan menghancurkan dirimu jika seperti ini," jawab Evelyn mengangguk.

"Kau tahu apa? Kau hanya anak manja yang menghabiskan uang keluargamu dan mengejar cinta dari pria bajingan itu, kau tahu apa?!" bentak Evelya.

Evelyn terdiam. Ia bisa melihat aura hitam mengelilingi Evelya, namun tidak bisa langsung menyentuhnya. Selama Evelya mempertahankan kebenciannya pada Charles dan Lilia, gadis itu akan berubah menjadi iblis. Ini adalah skenario yang tidak ingin Evelyn lihat.

"Apa yang kau inginkan pada akhirnya?" tanya Evelyn.

"Apa lagi? Yang kuinginkan tentu saja balas dendam. Kau tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui ini, bukan? Terima kasih kepada mereka, keluargaku hancur dan kebebasanku direngut. Setelah semua itu, apa kau mengharapkan aku untuk melepaskan mereka semudah itu?!"

Evelyn, "...."

Dia tidak tahu bagaimana perasaan Evelya, dia juga tidak tahu apa yang Evelya alami. Tapi yang Evelyn tahu dengan jelas, jika Evelya terus seperti ini, tidak butuh waktu lama sebelum ia menjadi iblis yang akan menghancurkan kerajaan ini.

*

#Flashback

Evelyn melihat sekelilingnya yang gelap gulita dengan suasana dingin yang membayangi. Ia melangkah beberapa saat sebelum berdiri diam di tempat. Mungkin perasaannya saja, tapi ia merasa seseorang mengawasinya. Juga, Evelyn merasa ini bukan pertama kalinya ia ada di tempat ini.

"Jika kau ingin mengatakan sesuatu, keluar dan berhenti bersembunyi," ucap Evelyn.

"Tak kusangka kamu bisa merasakanku, Nak."

Kegelapan di sekeliling Evelyn memudar dalam sekejap dan sebuah halo cahaya muncul di depannya. Evelyn menatap halo tersebut beberapa saat sebelum mengulurkan tangannya untuk menyentuhnya lantaran penasaran.

I Refused to be a Non-Brained AntagonistWhere stories live. Discover now