Pagi ini Radion dan teman-temannya berjalan bersama di lorong sekolah dipimpin oleh Radion. Membuat siswa-siswi langsung menyingkir untuk memberikan mereka jalan.

Hanya berlima sekarang. Anggota inti Camelion berjumlah lima, bukan enam lagi.

Kejadian kemarin benar-benar merubah semuanya. Merubah hari ini dan mungkin hari-hari seterusnya. Terasa janggal bagi mereka, tetapi pada kenyataannya beginilah kondisinya.

"Mereka bener-bener dateng berlima doang? Nggak sama Galen? Padahal gue berharap berita itu hoax. Gue berharap Galen masih join di tengah-tengah mereka," ujar salah satu siswi yang bisa di dengar jelas oleh Zean.

"Iya, semuanya pasti nggak percaya liat berita itu. Gue kecewa banget sama Galen. Temen-temennya kurang apa ya sampai dia kayak gitu?"

Mora, Archa, Nara, dan Kezia yang berada di tengah-tengah kerumunan itu pun ikut menatap kelima lelaki yang tengah menjadi pusat perhatian pagi ini.

Mereka tentu sudah mendengar beritanya. Reaksinya sama. Kaget dan tidak percaya. Masih menganggap bahwa semua ini mimpi. Galen akan selalu tetap menjadi bagian dari inti Camelion.

Radion menatap lurus ke depan. Matanya tidak salah melihat lagi. Bahkan teman-temannya pun sudah pasti bisa melihat jelas apa yang ada dihadapannya.

Alula dan Galen. Tengah berjalan bersama.

Bukan rasa cemburu lagi yang Radion rasakan seperti dulu, melainkan tatapan penuh peringatan. Dirinya bisa bernafas lega ketika melihat Alula baik-baik saja. Wajahnya juga cerah, walaupun tidak menunjukkan senyum sedikitpun.

"Itu Galen sama Alula? Mereka masih bareng sampe sekarang?" Gosip-gosip itu kembali hadir di tengah-tengah kerumunan.

"Padahal Galen kan jahat. Berati si Alula ngebelain Galen, dong? Nggak tau terima kasih banget udah di jagain Radion sama temen-temennya," sinis salah seorang siswi.

Mata mereka saling bertemu ketika Radion dan Alula hanya berjarak beberapa meter. Radion ingin sekali menyapanya tetapi ia tidak bisa. Alhasil ia membiarkan Alula dan Galen melewati dirinya dan teman-temannya.

Raiden yang menyadari itu langsung menepuk pundak sahabatnya. "Tenang aja, dia nggak bakal kenapa-napa. Kita udah janji kan bakal awasin mereka terus?"

Radion masih saja menatap ke belakang sampai Alula dan Galen benar-benar menghilang dari pandangannya. Lelaki itu lalu mengangguk sebagai balasan kepada Raiden.

"Sombong banget gayanya. Semua orang di sekolah ini udah ilang respect sama modelan kayak lo, Len." Zean geleng-geleng kepala. Menyindir mantan sahabatnya sendiri.

Ia memang dekat dengan Galen. Dekat sekali. Jika dibandingkan dengan anggota inti yang lain, Zean paling dekat dengan Galen. Tetapi ia jauh lebih memilih teman-temannya yang setia ketimbang Galen.

"Udah, biarin aja," sahut Arlan. Lelaki itu tampak tidak peduli, sama seperti Daplo. Bahkan mereka berdua tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya yang jelas-jelas tengah membicarakannya.

"Kapan kalian tau berita ini?" Archa bertanya setelah para anggota inti Camelion melewati mereka.

"Baru hari ini. Dari kemarin Raiden nggak pernah cerita," jawab Mora tanpa menoleh.

RADIONWhere stories live. Discover now