RADION || 51

Mulai dari awal
                                    

"Dia cari tau info tentang Camelion dan nyebarin ke Blidvinter. Waktu itu strategi penyerangan kita juga bocor. Kita hampir kalah sama mereka."

"Gue inget. Yang dulu gue ngiranya si Axel kan yang bocorin semuanya?" Tanya Raiden.

"Iya, lo bener."

"Kita sempet mikir kan dari mana dia dapet jaket Camelion dan nyusup ke dalem markas kita? Sedangkan markas selalu keisi sama anak-anak Camelion. Ada yang mukanya asing dikit pasti langsung kita curigain."

"Jadi maksud lo Galen yang bantuin dia biar nggak ketauan sama kita? Bantuin ambil jaket Camelion di gudang terus bikin kita percaya kalo orang itu anggota Camelion?"

"That's it." Daplo menjentikkan jarinya. Asumsi Zean tepat sasaran.

"Udah lah, semuanya nggak usah di bahas. Lagian juga udah berlalu." Raiden bangkit untuk mengambil minum. Tidak mau membahas lebih lanjut. Rasanya masih shock mengetahui Galen mengkhianati mereka. Raiden pun yakin semua teman-temannya merasakan hal yang sama.

"Kenapa sih harus Galen?" Sahut Zean.

"Kenapa Galen harus bohongin kita semua? Dia cowok kurang ajar yang pernah gue kenal. Gue rela-relain nemenin dia di saat dia ada masalah. Kasih solusi. Gue sayang banget sama sahabat gue yang satu itu. Tapi kenapa dia tega banget sama gue? Dia pergi ninggalin gue."

"Tenang, Ze!" Arlan menenangkan lelaki itu disebelahnya.

"Bukan cuma lo yang ngerasain hal itu. Kita semua juga ngerasa ditinggalin sama Galen," lanjutnya lagi.

Radion melirik Zean. Lelaki itu tengah menunduk. Bersedih. Sebagai ketua dari mereka, tentu Radion tidak tega melihat anggota-anggotanya.

Ia pun merasa begitu, tetapi ia berusaha tetap kuat di depan anggotanya. Bahkan banyak junior-juniornya yang ikut sedih dan kecewa terhadap Galen.

Galen itu dekat dengan semua orang. Lelaki itu anaknya supel dan memiliki banyak teman. Bisa dibayangkan betapa kecewanya semua teman-teman Galen setelah mengetahui yang sebenarnya.

"Rad, lo yakin ngebiarin Alula ngelakuin hal itu? Galen itu sekarang bahaya tau, Rad. Apalagi backingannya anak-anak Blidvinter." Raiden berbicara kepada Radion setelah meneguk minumannya.

Radion mendongak. Merasa ragu tetapi ia sudah memutuskannya. "Iya. Gue percaya sama Alula. Kalo Galen macem-macem, gue nggak bakal ngampunin tuh orang."

"Kalo emang udah begitu keputusan kalian berdua, gue cuma bisa ngikut. Gue bakal bantu lo, kok. Bantu lo jagain Alula."

"Kita. Kita semua bakal bantuin lo, Bang," ralat Rafael.

Radion merekahkan senyumannya. "Makasih. Kalo nggak ada kalian, gue nggak bisa apa-apa."

****

Berita tentang Galen benar-benar menyebar cepat di SMA Gardapati. Di mading sekolah, akun twitter, bahkan dari bisik-bisik siswa membahas tentang Galen.

Bagaimana tidak? Galen yang dulunya anggota inti Camelion ternyata selama ini berada di pihak Blidvinter?

Tentu semuanya sangat tidak menyangka. Terutama para siswi yang sangat menyukai ke-enam inti Camelion. Tidak bisa dipungkiri lagi rasa kecewa mereka setelah anggota inti Camelion berkurang satu.

RADIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang