Raiden Gautama : Gue otw ke sana, Lan. Share live location lo.

Setelah percakapan dengan teman-teman nya terhenti, Arlan kembali fokus pada jalanan didepannya. Orang-orang itu masih mengikutinya.

Bahkan mereka menambah kecepatan motornya, membuat Arlan ikut mempercepat laju mobilnya. Tidak membiarkan mereka membalapnya dan menghadang dari depan.

"Maunya apa, sih?" Arlan tersenyum miring. Sepintas ide terlintas di benaknya.

Ia mulai menambah kecepatan mobilnya, membuat motor-motor di belakangnya mengikutinya.

Matanya fokus pada pertigaan di depan sana. Ia tahu harus ke arah mana.

Saat mulai menjangkau pertigaan, dengan gesit Arlan langsung membelokkan stirnya ke kiri.

Ia tersenyum lebar melihat kaca spionnya. Tersisa tiga motor saja di belakangnya.

Skill mengemudi Arlan memang tidak perlu diragukan lagi. Ia suka mengendarai mobil jenis apa saja. Bahkan mobil balap pun bisa. Karena itu hobinya. Yang berhubungan dengan mobil.

"Mau balapan sama gue?" Ia kembali menambah kecepatan mobilnya.

Tetapi sayang, aksi bermain Arlan harus terhenti ketika melihat dua mobil Tesla dan satu motor besar bergabung di belakang mobilnya.

Beberapa detik setelahnya, tiga motor penguntit itu pergi ke arah yang berbeda-beda. Meninggalkan mobil Arlan begitu saja karena ketahuan.

Siapa lagi yang datang jika bukan orang suruhan Radion dan sahabatnya sendiri, Raiden?

****

"Gue pengen deh jadi pacarnya Radion nanti," celetuk Zean sambil menerawang menatap langit yang cerah.

Mereka sedang pelajaran olahraga. Radion, Raiden, Arlan, Zean, dan Daplo sedang berkumpul di bangku pinggir lapangan.

Sedangkan Galen tengah sibuk membantu guru olahraga mereka memasukkan nilai teman-teman sekelasnya.

Ia di hukum karena terlambat baris. Galen bisa menghabiskan tiga puluh menit untuk berganti pakaian.

Jika Galen bergabung di sini, tentu saja Radion tidak akan ada di tempat yang sama.

Kehadirannya sekarang di antara teman-temannya juga karena ia terpaksa dan tidak enak menjauhi teman-temannya terus menerus.

Apa yang Galen bilang kemarin ada benarnya juga. Ia tidak mau ikut menjauhi teman-temannya seperti ia punya masalah juga dengan yang lainnya. Padahal kenyataannya, masalahnya hanya kepada Galen.

"Serem amat lo, Ze. Gue sampai merinding," sahut Raiden bergidik.

"Gue serius, Den. Radion sama temennya aja care banget. Contohnya sama Arlan. Walaupun semalem nggak bisa nyusulin Arlan, dia tetep kirim orang buat nyelametin Arlan," cerita Zean menggebu-gebu.

"Gila, gimana nanti ke ceweknya, ya?" Zean berkata seperti itu seolah-olah Radion tidak ada bersama mereka. Padahal lelaki itu ada. Mendengarkan sambil sesekali meneguk air mineralnya.

"Ya iya lah dia care. Emang lo, Ze? Arlan dalam bahaya aja lo lanjut streaming youtube. Teman macam apa lo?" Sindir Raiden.

RADIONWhere stories live. Discover now