66 • Good Vibes

19K 1.3K 616
                                    

haloo, masih inget sama cerita ini???

maaaaff bgtttt kmrn lama up nya krn emg bnr² haruss slow update biar ga cepet² ending😭
knp gitu?? krn endingnya hrs diselesain pas mendekati tanggal terbit yaaa, jd setelah ini pasti bakal slow up lagi, maaaaaff🙏🏻

Bytheway, naskah di wattpad sama di novel bedanya 80% loh, nyesel bgt si kalau ga ikut PO hhe<3

°°°

Akibat sinar radiasi yang begitu menyilaukan mata, Vale pun terpaksa bangun. Bumil itu mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar, pemandangan pertama yang ia temukan adalah siluet anaknya tengah berdiri di sofa sambil mengangkat ponselnya setinggi mungkin.

Dengan kondisi masih lemas, Vale pun berusaha duduk. "Ngapain berdiri di situ, Ver? Turun nanti jatuh ih."

Veron tak menghiraukan itu, menganggap bahwa ucapan ibunya hanyalah angin lewat. Bocah itu asyik video call bersama Gavra yang sudah tiga hari ini mereka berdua terpisahkan oleh jarak.

"Gap, gue mau balik anjil. Di sini nggak enak! AYO JEMPUT EYON GAPLAAA!!!"

"YON NGOMONGNYA GAK USAH DI DEKET SPEAKEL KUPING GAPLA NANTI BUDEGG CETAN!" Terdengar suara jeritan dari negara seberang sana, yang tak lain adalah Indonesia.

"GAPLA PUNYA KACA ENGGAK?! MINIMAL NGACA GAP, SUALANYA KAMU MILIP PETASAN MELCON!" Tak ingin kalah dari Gavra, si Veron membalas teriak lebih kencang lagi.

Yang paling merasa terganggu disini adalah Vale. Wanita yang masih mengumpulkan nyawa itu sampai menutup kupingnya akibat suara mereka.

"Enggak usah teriak bisa nggak sih? Sekarang turun nanti kamu nyungsep ke bawah, kalau sampai kejadian Mama nggak mau tolongin loh ya," ucapnya seraya menyandarkan punggungnya di headboard.

Sambungan telepon dari Gavra telah Veron rijeck. "Bental Ma. Eyon mau kasih kabal sama Keca dulu nanti Keca ngambek," ujarnya lalu mendial kontak Keca dan menyentuh tombol panggilan video call.

Hal itu membuat Vale menggeleng-gelengkan kepalanya, ia sudah tau perihal gadis kecil yang bernama Keca tersebut. Hampir setiap malam putranya itu selalu menceritakan semuanya tentang Keca, bahkan dia merengek pada Vega minta diajarkan cara menembak cewek.

Tentu saja Vega menolak, ia bahkan marah begitu tahu jika anaknya itu sudah main cinta-cintaan.

Beberapa menit panggilan Veron tak diangkat, kini akhirnya mulai terhubung. Pemandangan yang pertama kali tersuguh adalah sosok wanita cantik yang menjabat sebagai ibunda Keca. Dia tersenyum begitu melihat Veron langsung malu-malu.

"Hai Alve, cari Keca ya? Keca lagi bobo sayang."

Bibir Veron seketika terkunci, ia sangat malu berhadapan dengan bundanya Keca. Namun berbeda lagi jika sedang bersama anaknya, Veron selalu melakukan seribu cara untuk cari perhatian agar Keca meresponnya dengan baik.

Perlahan, Veron merendahkan posisi handphone-nya, beranjak turun lalu berlari ke arah Vale.

"Bial Mama Vale aja yang ngomong sama camel," ujar Veron masih dengan logat cadel.

Tentu Vale tersentak, ia tak mengerti maksud Veron. Namun cewek itu tetap meraih ponsel milik Vega yang dipakai anaknya. "Ini kamu lagi telponan sama siapa sih, Ver?"

Vale tersenyum canggung begitu melihat di layar handphone-nya ada sosok wanita yang sepertinya lebih tua darinya.

"Ini Mamanya Alve?" terdengar suara lembut dari speaker ponsel.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now