30 • Addict

53.5K 3.5K 562
                                    


Koreksi jika ada typo ataupun tanda baca yang salah.

🐝🐝🐝

Pagi ini Vale kembali beraktivitas seperti sediakala, bersekolah. Setelah kemarin dirinya sempat diserang sakit selama dua hari, maka dari itu Vale harus berdiam diri di apartemen lantaran ia harus istirahat total sampai kondisinya benar-benar pulih. Dan sekarang kondisinya sudah berangsur membaik.

Begitu pula dengan Vega, lelaki itu kini mulai bersekolah kembali setelah masa skors-nya berakhir. Terhitung tiga hari lamanya dirinya tak pergi bersekolah, pergi kesana pun hanya untuk menghantarkan istrinya, selepas itu Vega langsung kembali pulang atau memilih menghabiskan waktu bersama temannya di basecamp. Itu pun hanya satu hari, dua hari berikutnya Vega gunakan untuk menemani istrinya yang tengah sakit.

Kini dua sejoli itu nampak tenang menikmati padatnya jalan raya. Vega mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, mulutnya tak tinggal diam. Menguyah permen karet adalah salah satu kebiasaannya. Dengan kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya itu membuat kadar ketampananya bertambah berkali-kali lipat.

"Vega muka gue boros nggak sih?" ujar Vale sembari memperhatikan pantulan wajahnya di cermin mini.

Vega menoleh kala mendengar suara istrinya yang tertuju padanya, Vega lantas langsung menggeleng, kemudian berkata "Lo cantik dari segi manapun, nggak boleh insecure! Gue perhatiin, kerjaan lo overthinking mulu perasaan-!"

Bibir gadis itu mengerucut, Vale bergeser agar jarak antar keduanya semakin berhimpitan. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu kiri suaminya, menatap lekat wajah lelaki yang nampak serius mengemudikan alat transportasinya.

"Lo itu spek bidadari, perempuan paling sempurna di mata gue. Setelah nyokap gue pastinya," ujar lelaki itu, membuat pipi Vale langsung merona samar.

"Muka kaya babi, tapi nyari istri spek bidadari. Kerjaan siapa tuh?" Bibir Vale berkedut, berusaha menahan tawanya.

Mimik wajah Vega langsung berubah setelah mendengar penuturan Vale barusan. Bibirnya terkatup rapat, raut wajahnya datar tanpa memasang ekspresi apapun. Perlahan, Vega menyingkirkan tangan Vale yang melingkar di lengannya membuat gadis itu terkejut.

Vale melotot, pupil matanya membola lebar. Tapi sedetik kemudian bibirnya langsung mengerucut. Vale mencoba bergeser lagi, perlahan tangan kanannya menyentuh pundak Vega yang langsung ditepis begitu saja.

"Kenapa sih?!" Tanya gadis itu kesal.

"Gue babi kan kata lo," ucapnya ketus.

Bibir Vale melengkung mengulas sebuah senyuman. Tangan gadis itu terangkat untuk mencubiti pipi lelakinya dengan gemas sampai giginya bergemeretak, namun lelaki itu tetap bergeming.

"Bukan kata gue, gue dapet itu dari internet." tuturnya, meskipun ucapannya tak sesuai dengan kenyataan.

Vega masih bergeming di tempatnya, matanya hanya fokus tertuju ke depan. Vale mendengus, tangannya langsung mengepal lalu menonjok pelan bahu lelaki yang berada sebelahnya.

"Yang..." rengek Vale saat lagi-lagi lelaki itu masih kekeh dalam pendiriannya yaitu bungkam.

"Berisik, lo mau gue turunin di pinggir jalan hah?"

VALGARA [END]Where stories live. Discover now