38 • Positif?

59.9K 4K 1.4K
                                    

Sebagian Part akan diprivat acak, follow untuk membuka semua partnya

Sebelum membaca, vote dulu!

Happy Reading Everyone💗

°°°

Satu bulan telah berlalu. Setelah menerima perlakuan tak mengenakan di bulan lalu, kini kondisi Vale jauh lebih membaik. Ingatan tentang kejadian itu seolah hilang dengan sendirinya, secara perlahan-lahan.

"Cantiknya Vega!!" Teriak Vega. Lelaki itu baru saja selesai mandi, langsung melangkah mendekati ranjang yang jaraknya hanya terpaut beberapa langkah saja. Rambut cowok itu tampak basah dan acak-acakan, dengan sigap lelaki itu menggosok-gosok kan rambutnya dengan handuk.

"Sayang aku!!" Vega kembali berteriak saat masih belum ada sahutan sekata pun dari istrinya. Langkah kakinya semakin cepat, hingga sampai dimana ketika dirinya berdiri di pinggiran ranjang. Disana istrinya nampak sibuk dengan benda pipih yang selalu menjadi barang kesukaannya.

"Gak denger tadi aku teriak-teriak?!" Geramnya marah, apalagi gadis itu tak sedikitpun menoleh, masih tetap fokus menatap layar ponsel.

Melihat itu Vega langsung menyerobot ponsel genggam milik Vale. Perlakuannya yang terbilang mendadak itu sukses membuat istrinya terkejut. Tak berselang lama, Vale malah berteriak sembari memaki Vega dengan kata-kata kasarnya.

"Ngapain sih?! Ngagetin aja." Ucap Vale dengan bibir yang mencebik.

Untuk sejenak Vega diam tak bersuara lagi, lelaki itu merogo saku celana kolornya. Mengeluarkan benda kecil yang nampak tak jelas jika dilihat dari kejauhan.

Vale sedikit tertarik, dahinya mengerut saat benda kecil itu masih belum bisa ia tangkap secara jelas di indra penglihatannya. Lantas dia bertanya. "Itu apa?" Vale menatap dengan raut penasaran.

Vega tak menjawab namun lelaki itu langsung melemparkan benda kecil itu. Vale sedikit terkesiap, dengan sigap cewek itu langsung menangkap.

"Kamu bunting ya?" Vega melangkah maju kemudian duduk di sisi ranjang tapi sebelum itu dia sempat mengecup pelipis Vale.

Vale diam sembari mengamati benda itu, tak berpikir lebih lama lagi otak Vale langsung bisa mencerna sebuah benda kecil tersebut, sedetik kemudian tawanya langsung pecah begitu saja.

Melihat istrinya yang masih saja terbahak membuat lelaki itu dirundung kekesalan. Vega menarik kepala Vale kemudian mengarahkan di ketiaknya.  Menghimpit gemas kepala cewek itu.

Vale berontak setelah kungkungan Vega melonggar dia buru-buru menjauh. "Kamu nggak bisa bedain testpack sama termometer apa?" Ujar Vale membuat Vega menatapnya sembari mengerut. "Itu termometer," Sambung Vale setelahnya.

Mendengar penuturan itu membuat bahu Vega merosot, padahal dia sudah berharap lebih. Ia mengira kalau saat ini Vale tengah mengandung, namun sepertinya harapan itu harus dikubur dalam-dalam. Lagipula sampai detik ini Vale belum mengalami tanda-tanda seperti yang terjadi pada awal kehamilan.

Vale menatap Vega lekat, wajah lelaki itu lesu dan tiba-tiba tak bersuara. Dengan tingkat keberaniannya, gadis itu maju kemudian menggigit gemas hidung mancung milik Vega.

Perlakuan Vale yang sangat mendadak membuat pandangan lelaki itu langsung tertuju padanya.

"Kenapa bengong aja?" Tanya Vale.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now