42 • Lalai

43.9K 3.2K 2.2K
                                    

Udah seminggu gak update haha, i'm sorry

3300 words, panjang bgt ini. Anggep aja ini double up, wkwk

Follow lisaaels biar ga ketinggalan info

Happy reading & enjoy-!

••🐝••

Suasana pagi di sepanjang koridor tampaknya masih sepi. Ini karena waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi. Sedikit dari mereka yang memilih untuk berangkat pagi, alasannya mungkin satu. Malas untuk beranjak dari tempat tidur ternyamannya.

Namun meski begitu ada saja sebagian dari mereka yang tergolong rajin, seperti Vale dan Vega contohnya. Entah dapat dorongan dari mana pasangan muda itu menyempatkan waktunya untuk berangkat pagi-pagi buta.

Vale terkekeh kecil saat menangkap wajah Vega terlihat masih bantal meski sebenarnya dia sudah mandi. "Vega, kamu masih ngantuk?"

Vega tersadar, ia menoleh kesamping kiri dan memasang senyum palsunya. "Enggak sayang." Balasnya berbohong. Vega mengumpat dalam hati, jelas saja sekarang ia masih mengantuk. Sejujurnya ia hanya terpaksa, jika Vale tidak meminta untuk berangkat petang hari mungkin sekarang dia masih meringkuk di balik selimut.

Setelahnya mereka tak bersuara dan fokus pada langkahnya. Sampai dimana saat sepatu hitam milik mereka memijak di lantai depan kelas Vale. Kini keduanya sedang berdiri di depan pintu.

"Ga, masuk kelas aku aja. Ayo!" Vale menyeret lengan berotot milik Vega. Membawa lelaki itu masuk, Vega hanya pasrah.

Sama seperti keadaan diluar, kelas pun masih sepi. Hanya diisi oleh tiga siswa yang berotak jenius saja disini. Vale pun tersenyum menyapa ketiganya. Sontak saja, mereka refleks terlonjak kaget saat mendapati siluet seorang pria yang paling disegani berada disini. Bahkan bertatapan secara langsung membuatnya salah tingkah sendiri.

Vale yang tahu tatapan mereka selalu terpusat ke arah Vega, lantas dia langsung mengapit lengan Vega dengan posesif. "Gak usah caper sama cowok gue." Ucap Vale tajam. "Mata lo mau gue colok pake garpu, hah?" Lanjutnya menatap tajam mereka.

Mendengar teguran horor dari Vale ketiganya dengan kompak mengalihkan perhatian. Kembali fokus pada buku di mejanya. Hanya menggulir-gulir asal tanpa minat untuk dibaca.

Vega sendiri terkekeh geli, pria itu mengacak-acak rambut wanitanya membuat Vale mendengus. "Mulai posesif ya sekarang." Ujarnya.

Vale mendudukkan diri di bangku miliknya diikuti oleh Vega yang langsung menelungkup di meja. Pria itu masih mengantuk, dan sekarang dia akan menghabiskan waktunya untuk tidur disini.

Tangan Vale terulur mengusap lembut rambut hitam pekat milik Vega seraya mendekatkan wajahnya. "Kamu masih ngantuk? Semalem tidur jam berapa?" Tanyanya penuh selidik.

Vega mengangkat kepalanya hingga kini dia kembali duduk tegap. Kedua matanya terlihat sayu dengan kantung mata yang sangat kentara.

"Jam 2, baru selesai nonton bola." Ujar cowok itu sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Salah sendiri. Jaga kesehatan dong, jangan keseringan tidur pagi." Ucapnya lembut sembari menarik pelan bahu lelaki itu, meletakkan kepala Vega di bahunya.

Tangan Vale bergerak menyisiri rambut Vega dengan jari-jarinya yang lentik kemudian mengecup sekilas pelipis cowok itu. Letak bangku Vale memang berada di urutan paling belakang sehingga ia bisa menjamin bahwa tidak akan ada yang bisa mengamati setiap pergerakannya.

VALGARA [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu