46 • Last Day

40K 2.9K 1.2K
                                    

Absen dulu, jam berapa bacanya?

Hii....ada yang nungguin update cerita ini?

Rekor terlama selama menulis, hampir 2 minggu baru update! wkwk

Cerita ini ditulis dengan 3265 words jadi anggap aja klo ini double up!!!

Kalo bisa komen disetiap paragrafnya ya, follow dulu biar ga ketinggalan info update terbaru!!!

°°°

Mata Vale mengerjab pelan. Sedari tadi cewek itu bergerak gelisah dalam tidurnya. Sampai tak sadar jika dirinya menguasai tempat yang awalnya ditiduri Vega hingga kini cowok itu mepet ke pinggiran ranjang.

Pukul dini hari, Vale terbangun dari tidurnya. Memang sedari tadi tidurnya sangat tak nyaman. Bahkan Vale terus bergerak kesana kemari mencari posisi ternyaman, namun nihil wanita hamil itu tidak bisa tidur malam ini. Membuatnya terpaksa harus membuka mata ditengah kondisi malam yang sunyi.

Dia melirik kesamping mendapati Vega yang tertidur dengan posisi tengkurap. Lantas Vale membangunkan lelaki itu, meski tak tega saat melihat Vega yang tampaknya begitu pulas. Namun rasa takutnya lebih mendominasi kali ini.

"Sayang bangun, temenin aku," bisik Vale tangannya mengusap rambut pekat Vega. Panggilan pertama tak membuahkan hasil, Vega masih pulas diiringi dengan dengkuran halusnya. Vale tak mau menyerah, mencoba cara lain karena belasan kali ia memanggil tetap tak ada pergerakan sama sekali. Membuktikan kalau suaminya itu sulit untuk masalah dibangunkan.

Cewek itu terduduk, seutas ide jahil terlintas. Dengan menahan tawa Vale mulai mencabuti bulu-bulu yang tumbuh dikaki Vega, mencabuti secara satu persatu. Wanita itu bersorak dalam hati saat Vega mulai menggeliat, cara mencabutnya dibuat semakin sadis. Kegiatannya masih berlanjut tak diberi jeda sedikitpun membuat Vega berteriak dan terpaksa membuka mata.

"SIAPA SIH ANJING?" Vega mengusap wajahnya frustasi, kesal lantaran tidurnya terganggu. Makian itu tidak ia tujukan untuk siapa-siapa bahkan Vega sendiri tak sadar jika Vale terduduk disampingnya.

Vale terlonjak kaget saat mendengar suara Vega sekaligus mendapatkan satu tendangan mengenai pahanya. Bibirnya melengkung kebawah, mengusap pahanya yang dihinggapi rasa sakit akibat tendangan Vega.
Vale yang kesal langsung melayangkan satu pukulan di paha Vega membuat cowok itu beralih pandang. Pria itu langsung terduduk saat melihat istrinya yang entah sejak kapan berada disana.

"Kok belum tidur sayang? Tidur udah malem sini." Menjulurkan kedua tangannya namun tak dibalas oleh istrinya melainkan malah menepisnya.

"Jahat paha aku ditendang," ucapnya parau. Tubuhnya terangkat saat Vega menggendongnya, dan langsung dibaringkan diranjang dengan posisi miring ke arah kanan. Mata Vale refleks terpejam saat Vega mencium keningnya lama.

Vega terkekeh melihat ekspresi Vale yang tampak menggemaskan. Mengusap keringat yang hinggap di pelipis cewek itu. "Ngapain sih, malem-malem gini keringetan."

Bibir mungil itu masih cemberut, mengambil satu tangan Vega untuk ia tempelkan di pipinya. "Nggak bisa tidur, aku takut kalo sendirian." Paparnya.

"Aku tidurin aja?" Tawarnya menggoda istrinya.

Vale mengikuti ucapan Vega dengan nada yang dibuat-dibuat. "Iki tidirin iji," ucapnya menye-menye.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now