51 • Horror Time

31.7K 2.5K 1.1K
                                    

Heiiyoww✨🦋
Baca part ini jam berapa nih?

Anw, baru kali ini aku nemu komen ter-freak, sick bgt gasih wkwk

Anw, baru kali ini aku nemu komen ter-freak, sick bgt gasih wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aneh bgt, mana enteng bgt lagi dia komen bgitu wkwk.

•••

Diruangan kamar, kini hanya terisi oleh Vale dan juga Veron yang masing-masing sibuk sendiri. Veron sendiri asik memainkan boneka guritanya, sementara Vale fokus memakaikan baju karena bayi itu baru saja mandi.

Tangan Vale mengolesi minyak telon di bagian perut dan dada bayi itu. Dilanjut dengan menaburi sedikit bedak, lalu mengusapnya sampai rata.

Veron merengek kala boneka gurita bewarna pink yang semula ia mainkan itu disingkirkan.

"Bentar sayang, pakai baju dulu nanti mainan lagi oke?" ujar Vale, perlahan dia memakaikan baju di tubuh mungil Veron. Setelah selesai dengan bagian atas, Vale lanjut memakaikan Veron celana.

"Anak Mama ganteng banget si," Wajah Vale maju, mendaratkan belasan kecupan di pipi gembul Veron yang putih.

Setelah beres seluruhnya, Vale menyerahkan kembali boneka gurita pemberian Vega itu. Lantas bayi itu langsung antusias, tangan mungilnya menggapai sebagian boneka itu.

Vale mencegah aksi Veron saat bayi itu mencoba memasukkan boneka miliknya ke mulutnya sendiri.

"Ini buat dimainin sayang, bukan buat dimakan." ujar Vale sambil menatap putra kecilnya. Bibir bayi itu melengkung, dan tak lama suara isak tangis mulai hadir.

"Sutt, nggak boleh nangis dong. Inget nggak Papa bilang apa, anak cowo itu gaboleh cengeng." ucap Vale sembari menepuk kecil paha bayi itu.

Suara decitan pintu terdengar lalu disusul dengan suara cempreng milik Gavin. Bocah laki-laki itu langsung lari saat melihat keponakan tersayangnya disana.

"VEYON ABANG KAMBEK!" Suaranya yang keras berhasil mengalihkan perhatian Veron, bayi itu berhenti menangis.

Vale membantu Gavin naik ke ranjang. Tangan wanita itu mengusap keringat di sekitar kening adik ipar satu-satunya itu.

"Gavin habis ngapain sih? Sampe keringetan gini lho,"

"Tadi apin balu selesai adu mekanik sama abang," ucap balita itu, dia mencium gemas pipi Veron sampai menimbulkan bunyi.

Vale terkekeh mendengar penuturan Gavin. "Terus abang kamu mana, kan kalian perginya bareng tadi?"

"Diculik olang penjual pop ice kak." ujarnya dengan suara cadel yang masih melekat di lidahnya. Sampai sekarang, bocah lima tahun itu masih belum bisa mengucapkan huruf 'R'.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now