02 • Dia

75.9K 5.3K 269
                                    

Malam ini Vale terlihat sangat cantik dengan gaun putih selututnya, terlihat sangat simpel mungkin tapi terkesan elegan. Dengan polesan make up tipis di wajahnya membuat kecantikan Vale bertambah malam ini.

Diruang keluarga mereka tengah berkumpul, ada banyak macam makanan yang sudah disediakan di meja.

Mereka sudah siap dengan pakaian formalnya tengah menunggu seseorang yang sebentar lagi akan berkunjung kerumahnya.

Sejujurnya Vale merasa sangat sedih ketika mengingat dirinya akan dijodohkan dengan seseorang yang bahkan dia sendiri pun tak tahu bagaimana wajahnya sekarang. Bayangan buruk menghantui pikiran nya, bagaimana kalau calon suaminya ini nanti umurnya jauh lebih tua darinya. Ya kali sama om-om.

Vale bergidik ngeri, menepis pikiran-pikiran buruknya. Tak mungkin juga papanya tega menjodohkan putri kesayangannya ini dengan om om kurang belaian.

Digo yang sedari tadi memperhatikan Vale itu mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu Vale?" tanya Digo.

Vale terlihat gelagapan."Oh! gak kok pah hehe".

"Dia sangat tampan dan seumuran sama kamu, kamu gak usah mikir yang macem-macem" ucap Digo seakan tahu apa yang dipikirkan putrinya itu.

"Papa kok tau sih, papa cenayang kali ya?" batin Vale.

Atensi mereka teralihkan saat mendengar suara bel, dengan segera para asisten rumah tangga mereka membukakan pintu masuk lalu menunduk hormat kepada keluarga terpandang itu.

Terlihat dua pria yang sangat gagah, mengenakan kemeja dan dipadukan dengan tuxedo bewarna hitamnya. Tak lupa dengan wanita cantik disampingnya yang menggandeng lengan putranya.

Digo tersenyum melihat Arga beserta keluarganya. Mereka bersalaman sebagai tanda hormat. Diikuti dengan istri dan juga putranya yang menyalimi mereka bergantian.

"Bagaimana kabarmu Varga" tanya Digo

"Seperti yang kamu lihat, baik-baik saja" ucap Varga.

"Baiklah, silahkan duduk dulu" ucap Digo mempersilahkan mereka duduk.

Setelah itu mereka mendudukkan dirinya di tempatnya masing-masing. Sesekali mereka berbincang. Bahkan Valen yang baru saja bertemu dengan calon besannya itu sudah sangkat akrab.

Vale sedari tadi menundukkan kepalanya, sungguh ia takut menatap orang dihadapannya ini.

Leo yang merasa geram dengan tingkah adik perempuannya ini lantas, langsung menginjak kaki miliknya.
"Akh sakit bego!" pekik gadis itu.

Mata Digo dan Fania melotot ke arah putrinya, benar-benar sangat memalukan saat putrinya itu mengucapkan kata yang menurutnya kotor itu. Apalagi melihat didepannya ini sudah ada calon besannya.

Fania mencubit paha Vale membuat Vale meringis kesakitan.
"Awh..mama sakit tau" ucapnya meringis.

"Jangan malu-malu in kita Vale, lihat kedepan jangan nunduk" peringat Valen.

Dengan ragu-ragu Vale mengangkat wajahnya untuk melihat kedepan. Dia melihat ada seorang pria paruh baya dengan tampang tegasnya dan disampingnya terlihat wanita cantik seumuran dengan mamanya. Tapi tunggu muka pria itu sepertinya tidak asing dimata Vale.

Matanya kembali menelusuri kesamping tepatnya ke seorang cowok yang duduk dengan wajah datarnya. Tunggu-tunggu sepertinya Vale pernah melihat cowok itu, sedetik kemudian matanya membulat sempurna. What?

"Lo!!" pekik gadis itu tanpa sadar.

Berbeda dengan cowok dihadapannya yang sedari tadi diam tanpa ada eskpresi apapun.

VALGARA [END]Where stories live. Discover now